Teror Virus Corona
Update Virus Corona Cilacap 30 Maret, ODP Tambah 137 Orang, PDP Jadi 29 Pasien
Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) terus meningkat di Kabupaten Cilacap, terutama dari hasil laporan hari ini, Senin (30/3/2020).
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) terus meningkat di Kabupaten Cilacap, terutama dari hasil laporan hari ini, Senin (30/3/2020).
Laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cilacap, Senin (30/3/2020), menginformasikan terdapat 564 ODP.
Sebelumnya, Minggu (29/3/2020), terlaporkan ada 427 orang.
Artinya dari data saat ini, ada penambahan 137 orang berstatus ODP.
Lebih rinci, 80 orang selesai pemantauan dan 484 orang masih dalam pemantauan.
• Bikin Kaget Warga, Tiwi Keliling Purbalingga Naiki Mobil Damkar, Sosialisasi Sekaligus Bagi Masker
• Tak Mau Tertular Virus Corona, Warga Lomanis Cilacap Terapkan Lockdown Jalan Gang Permukiman
• Tidak Bakal Ditilang, Dispensasi Khusus Perpanjangan SIM, Ini Penjelasan Lengkap Polda Jateng
• Nekat Gelar Resepsi Pernikahan, Wakapolres Kendal: Tak Segan Langsung Kami Bubarkan
Sementara itu, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 29 orang.
9 orang sudah dinyatakan negatif.
20 orang masih menunggu hasil laboratorium.
Angka PDP tersebut bertambah dua dibandingkan dengan hari sebelumnya, Minggu (27/3/2020) yang berjumlah 27 orang.
Untuk PDP yang meninggal dunia, sampai saat ini tercatat 2 orang.
Di Kabupaten Cilacap, sejauh ini tercatat sudah 2 orang dinyatakan positif virus corona.
Satu meninggal, satunya lagi masih dirawat.
Satu pasien positif virus corona yang meninggal merupakan pasien berjenis kelamin laki-laki dan berusia 65 tahun.
Pasien meninggal di rumah sakit di Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Sementara itu, pasien positif yang masih dirawat di RSUD Cilacap merupakan seorang balita berusia 4 tahun.
Pasien tersebut memikiki riwayat perjalanan ke Jakarta dan Subang.
Agar ODP tidak meningkat pesat Pemkab Cilacap juga telah mengimbau perantau jangan pulang kampung untuk menghindari penularan virus corona dan lonjakan pasien.
Sedangkan untuk langkah antisipasi, Pemkab Cilacap telah melakukan pengawasan di perbatasan Cilacap.
Termasuk menghentikan bus-bus yang membawa penumpang warga Cilacap untuk dilakukan pemeriksaan.
Tatto juga mengimbau kepada perantau yang sudah tiba di kampung halaman untuk periksa kesehatan di Puskesmas terdekat.
• 13 Desa di Banyumas Sudah Jalankan Local Lockdown, Berikut Daftarnya
• Masuk Pasar Wajib Cuci Tangan dan Gunakan Masker, Bupati Banyumas: Demi Kesehatan Bersama
• KA Blorajaya Juga Dihentikan Mulai 1 April, Total Tujuh Rute di PT KAI Daop IV Semarang
• Leasing Terima Keringanan Waktu Bayar Kredit, Silakan Kalau Mau Mengajukan, Ini Cara dan Syaratnya
Sementara itu Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cilacap Farid Ma'ruf mengatakan jumlah perantau yang pulang kampung dipastikan lebih dari 5 ribu orang.
Berdasarkan pantaun Farid, Kamis (26/3/2020), tercatat ada sekira 5.018 perantau yang pulang kampung.
Jumlah itu terus meningkat, mengingat kondisi yang belum kondusif.
Bus Kena Dampak
Di sisi lain, adanya imbauan perantau untuk tidak pulang kampung terlebih dahulu secara langsung maupun tidak langsung berdampak kepada para perusahaan otobus (PO).
Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Cilacap l, Alkori mengatakan, terjadi penurunan jumlah penumpang secara drastis akhir-akhir ini.
Hal ini terjadi sejak wabah virus corona kian merebak.
Baik langsung maupun tidak langsung, berdampak terhadap kondisi sepinya Terminal Cilacap.
Alkori menyampaikan, kendati santer berita banyak perantau asal Jabodetabek yang pulang kampung, itu tidak terlihat di Cilacap.
Berdasarkan catatan personel Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cilacap, jumlah penumpang dari Jakarta sangat sedikit, terlebih yang turun di Terminal Cilacap.
"Pada 25 Maret 2020, ada 20 bus yang datang dari Jakarta."
"Tetapi hanya menurunkan 5 penumpang di Terminal Cilacap."
"Sedangkan pada 26 Maret 2020, terdapat 19 bus, hanya menurunkan tiga penumpang," kata Alkori kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (27/3/2020).
Alkori memperkirakan, banyak penumpang yang sudah turun di dekat rumah masing-masing.
Atau, bisa jadi pula mereka turun di terminal bayangan.
Sehingga, kata dia, sulit mengetahui jumlah kenaikan perantau yang pulang kampung ke Cilacap melalui moda transportasi umum via darat tersebut.
"Kalau dilihat dari data kedatangan bus dan penumpang yang turun di Terminal Cilacap, jumlah penumpang malah mengalami penurunan drastis," tambahnya.
Bahkan penurunan penumpang juga dialami hampir semua jurusan.
Masing-masing perusahaan otobus (PO) di Terminal Cilacap juga terus mengurangi armada busnya.
Sebagai contoh untuk PO Efisien yang setiap satu jam menyediakan layanan perjalanan ke Yogyakarta, kini dipangkas menjadi tiga jam sekali.
"Sudah ada dua PO yang memilih tidak beroperasi, PO Riyan dan Sumber Alam."
"Sudah sekira seminggu ini berhenti, tidak beroperasi sementara waktu," katanya.
Yang jelas, tutur Alkori, banyak PO bus yang kena imbas dari wabah virus corona tersebut.
Terlebih di saat adanya kebijakan untuk sementara waktu berada di rumah. (Muhammad Yunan Setiawan)
• Khasiat Kayu Bajakah Kalimantan dan Ciu Wlahar, Bahan Membuat Hand Sanitizer Cegah Virus Corona
• Penting Biar Makin Paham, Lima Tahapan Edukasi Anak tentang Virus Corona
• Identitas Rinci Pasien Virus Corona Tersebar di Medsos, Dinkes Cilacap: Penyebar Bisa Dilaporkan
• Jangan Mudik! Makin Masif Dikampanyekan Pemprov Jateng, Ganjar: Ini Demi Keluarga Tercinta