Teror Virus Corona

Kisah 'Kejengkelan' Bupati Garut Rudy Gunawan Lihat ODP Virus Corona Jalan-jalan Santai Naik Motor

Kisah 'Kejengkelan' Bupati Garut Rudy Lihat ODP Virus Corona Jalan-jalan Santai Naik Motor. ODP garut dikasih uang rp50.00 per hari

Istimewa
Ilustrasi orang jalan-jalan santai naik motor. Bupati Garut, Rudy Gunawa, 'jengkel' menyaksikan dengan mata kepala sendiri ODP virus corona di Garut justru jalan-jalan santai naik motor, padahal harusnya mereka melakukan karantina mandiri di rumah. 

Kisah 'Kejengkelan' Bupati Garut Rudy Gunawan Lihat ODP Virus Corona Jalan-jalan Santai Naik Motor

TRIBUNBANYUMAS.COM - Orang Dalam Pantauan (ODP) virus corona, sesuai prosedur tetap (protap) yang disampaikan pemerintah, harusnya melakukan karantian mandiri selama 14 hari.

Namun demikian, banyak yang tidak mematuhi protap ini, dan masih bepergian keluar rumah, meski berstatus ODP.

Hal ini disaksikan sendiri oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan. Ia mengaku 'jengkel' saat menyaksikan ODP virus corona justru jalan-jalan santai naik motor.

Ia mengakui sulit untuk meminta mereka yang berstatus ODP untuk tetap tinggal di rumah melakukan isolasi diri. 

“Tadi saya ke Banyuresmi, ada ODP malah momotoran (jalan-jalan naik motor), kalem saja jalan-jalan, Harusnya kan mereka dikarantina di rumah,” kata Rudy kepada wartawan, Minggu (29/03/2020) malam di Command Centre.

Begini Skemanya Bila Pemerintah Lockdown Jabodetabek, Dirjen Hubdar: Kami Siapkan Regulasinya

Wali Kota Tegal: Saya Menyerukan Kepala Daerah Lain Juga Lakukan Karantina Wilayah Sebelum Menyesal

Menteri Keuangan di Jerman Diduga Bunuh Diri, Terlalu Khawatirkan Dampak Ekonomi Virus Corona

Pemerintah Periksa 6.500 Orang terkait Virus Corona, Jubir: Masih Ada yang Belum Lakukan Isolasi

Pemerintah daerah, menurut Rudy terus mengimbau agar masyarakat terus melakukan physical distancing.

Sementara, bagi mereka yang berstatus ODP, tetap di rumah melakukan karantina.

Karena sampai saat ini jumlah orang berstatus ODP di Garut terus bertambah.

“Bagi ODP yang tidak punya duit, tetap diam di rumah, nanti disantuni. Kami memberikan santunan sesuai dengan Jadup (jatah hidup), Rp50.000 per hari, asal bisa diam di rumah,” jelas Rudy.

Juru Bicara Tim Penanganan Covid-19 Pemkab Garut, Ricky Rizky Darajat, menjelaskan hingga Minggu (29/3/2020), jumlah warga berstatus ODP di Kabupaten Garut mencapai 581 orang.

Pemerintah Segera Gelar Rapat Bahas Soal Kemungkinan Karantina Total Jabodetabek

“448 kasus masih pemantauan, 56 dalam perawatan dan 37 orang selesai pemantauan dan dalam kondisi sehat,” jelas Ricky.

Ricky memastikan, sampai saat ini belum ada kasus positif Covid-19 di Garut.

"Namun, untuk orang dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP), per hari ini ada penambahan satu orang."

"“Jumlah total kasus PDP ada 15, 7 masih dirawat dan 8 sudah dipulangkan,” katanya.

Pasien Positif Corona Meninggal di RSUD Kraton Pekalongan, Warga Jakarta Dimakamkan di Pemalang

Tarian Erotis di Garut Culture Festival Sita Perhatian

Di tengah kondisi pandemi virus corona, di Garut diselenggarakan acara dengan konsentrasi massa cukup banyak bertajuk 'Garut Culture Festival'.

Yang menjadi heboh, terdapat tarian erotis oleh sejumlah perempuan di tengah kerumunan massa laki-laki di acara tersebut.

Tak ayal, tarian erotis tersebut menyedot perhatian warganet, setelah video viral di media sosial (medsos).

Setelah video tarian erotis di Garut itu viral, sejumlah tokoh menyesalkan.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengaku jengkel dengan tarian erotis yang tak semestinya itu.

Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Garut menyebut tarian itu haram.

Tarian erotis di Garut Culture Festival, merupakan rangkaian acara perayaan Hari Jadi Garut (HJG) KE 207.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, menetapkan 'Status Keadaan Tertentu Darurat Virus Corona', untuk wilayah provinsi yang dipimpinnya itu.

4 Orang di Demak Tewas Tersambar Petir saat Panen Padi di Sawah, 5 Lainnya Luka-luka

Berikut lima fakta video viral tarian erotis di acara Garut Culture Fest:

1. Acara Tak Sesuai Tema

Sejumlah kalangan di Garut menyesalkan adanya tarian erotis saat acara Garut Gulture Fest pada Minggu (15/3/2020).

Tarian sejumlah wanita bercelana pendek itu beredar di media sosial.

Para wanita itu meliuk-liuk mengikuti irama lagu disc jockey atau DJ.

Ada sekitar tujuh wanita yang menari-nari di atas panggung. Para kaum adam pun menyaksikan goyangan itu dari bawah panggung.

Banyak yang menyesalkan adanya tarian tersebut. Apalagi di tengah pandemi virus corona.

"Waktu itu saya lihat sendiri ada beberapa wanita menari. Pakai celana pendek juga."

"Tarian itu jadi hiburan buat para peserta trail yang diadakan panitia Garut Culture Fest," ucap Muhammad Nur (28), Kamis (19/3/2020).

Nur mengaku saat itu, sejumlah pria di atas panggung menyawer para wanita yang sedang menari. Banyak yang terhibur dengan aksi lincah para wanita itu.

"Tapi saya rasa tidak sesuai dengan tema acaranya. Kultur Garut itu masa ada tarian kayak gitu."

"Bukannya budaya yang diangkat. Misal ada tarian tradisional," katanya.

Bikin Sendiri Cairan Disinfektan dari Pemutih Pakaian atau Pembersih Lantai. Yuk, Simak Caranya

2. Reaksi Wakil Bupati Garut

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyesalkan adanya aksi tarian erotis dalam acara beberapa waktu lalu itu.

Ia mengaku jengkel dengan adanya tarian erotis yang tak semestinya itu.

Apalagi acara itu diadakan sebagai rangkaian Hari Jadi Garut (HJG) KE 207.

"Iya memang terjadi saat acara itu (Garut Culture Fest). Saya juga baru mengetahuinya dan sangat disesalkan," ujar Helmi.

3. Alasan Panitia

Ketua Panitia Garut Culture Fest, Ato Hermanto, mengatakan, acara Garut Culture Fest tak memiliki satu konten khusus dalam penampilannya. Melainkan, seluruh potensi ditampilkan.

"Kultur di sini bukan hanya seni budaya, melainkan kebiasaan gotong royong dan semangat untuk memajukan daerah kita. Alhamdulillah kegiatan ini banyak direspon oleh banyak pihak. Peserta juga banyak," kata Ato beberapa waktu lalu.

Bahkan, Ato mengklaim, terdapat empat kegiatan lain yang sebelumnya ingin bergabung dalam acara Garut Culture Fest.

Namun karena waktu yang terbatas, kegiatan itu tak dimasukkan dalam acara.

Rencananya, Garut Culture Feat akan dijadikan acara rutin setiap tahunnya.

Resmi Mulai Besok Senin, Local Lockdown Kota Tegal Selama Empat Bulan

4. MUI: Haram

Video tarian erotis sejumlah wanita saat acara Garut Cultur Fest pada Minggu (15/3/2020) sangat disesalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Garut.

Aksi para wanita di atas panggung itu dinilai tak mencerminkan visi Kabupaten Garut.

Ketua MUI Garut, KH Sirodjul Munir, menyebutkan pelaksana kegiatan harus bertanggung jawab karena menyajikan acara yang tak sesuai kultur Garut. Apalagi tarian itu bisa jadi tontonan anak di bawah umur.

"Itu jelas haram (tarian erotis). Sudah bergeser aqidah dan moralitas warga," ucap Munir di Kantor MUI Garut, Jalan Otista, Jumat (20/3/2020).

Munir tak menyangka jika rangkaian Hari Jadi Garut (HJG) itu diwarnai goyangan para wanita.

Pihaknya sangat mendukung adanya acara yang mengangkat potensi Garut. Namun jangan dimasukkan unsur yang tak sesuai dengan moral warga Garut.

"Pemda juga jangan memberi izin sembarangan untuk kegiatan seperti itu. Apalagi erotis dan tak mencerminkan budaya kita," katanya.

Padahal visi Kabupaten Garut adalah bertakwa, maju, dan sejahtera. Ketakwaan itu jadi tanda tanya besar jika ada aksi erotis di tengah acara besar.

"Bagaimana bisa ciptakan ketakwaan di Garut, kalau hal-hal semacam itu dibiarkan," ujarnya.

UPDATE: 64 Pasien Dinyatakan Sembuh. Total 1.285 Kasus Positif Virus Corona, 114 Meninggal

ODP dan PDP Corona Meningkat, Simak Update Virus Corona di Banyumas Minggu 29 Maret

Ribuan Relawan Bergabung dalam Percepatan Penanganan Virus Corona, BPNB: Ada 5.816 Orang

Cukup 15 Menit Saja, Perhatikan Waktu Berjemur untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Lawan Virus Corona

5. Organisasi Mahasiswa Islam Ikut Geram

Hal yang sama diungkapkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Garut. Ketua Umum KAMMI Garut, Rian Abdul Azis mengecam keras adanya tarian erotis itu. Apalagi tarian para wanita itu sangat tak mencerminkan perilaku warga Garut.

"Sangat jauh dari norma agama dan budaya orang Garut. Apalagi aksi itu dilakukan di ruang terbuka dan banyak ditonton," kata Rian.

Pihaknya menuntut Pemkab Garut segera memanggil panitia penyelanggara. KAMMI meminta agar panitia memintaa maaf secara terbuka kepada masyarakat.

"Acara itu dilakukan saat negara ini memerangi virus corona. Jadi sangat bertolak belakang sekali," ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Bupati Garut Lihat Sendiri ODP Corona Asyik Jalan-jalan Naik Motor

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved