Kisah Pedagang Banjar Negara Ingin WFH Karena Corona Tapi Terdesak Kebutuhan
Wabah Corona bukan hanya menyakitkan hingga mematikan bagi mereka yang tertular.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Sayangnya, matapencahariannya itu pun kini kurang bisa diandalkan.
Semenjak virus Corona mewabah, warungnya menjadi lebih sepi dari biasanya.
Jumlah pelanggan berkurang. Omsetnya menurun antara 30 persen hingga 40 persen.
Pelangggan dari luar kota yang biasa mampir ke warungnya kini tak lagi tampak batang hidungnya.
Wisatawan dari luar kota tujuan Dieng yang kerap mampir di warungnya pun sudah tidak ada.
Terlebih objek wisata Dieng ditutup sehingga tidak ada wisatawan yang lewat di jalan depan warungnya.
Alhasil Darsono kini hanya mengandalkan pembeli dari warga lokal yang tidak begitu terpengaruh isu ini.
"Pelanggan saya yang biasa kirim sayur ke luar kota, sekarang tidak kirim lagi sehingga tidak mampir ke sini. Wisatawan Dieng malah tidak ada,"katanya
Meski pendapatan menurun, Darsono masih bersyukur dagangannya masih laku.
Paling tidak, rizki yang dia peroleh itu masih bisa untuk menyambung hidup keluarganya.
Daripada ia berdiam di rumah tanpa penghasilan.
• Personel Sat Lantas Periksa Penumpang Bus di Terminal Tipe A Cilacap: Kami Juga Sterilisasi Bus
• Rumah Dinas Bupati Batang Bakal Dijadikan RS Darurat, Bupati: Itu Pilihan Alternatif Ketiga
• Video PDP Asal Cilacap yang Meninggal di RS Purwokerto Positif Corona
• Local Lock Down Tegal, Bus Harus Turunkan Penumpang di Terminal
Terlebih ia tak memiliki keahlian lain selain profesi yang digelutinya saat ini.
Usaha pertanian di desa yang sempat ia tekuni pun sudah tidak bisa diandalkan lagi.
Darsono tidak sendirian. Menurut dia, banyak pedagang di sekitar tempat usahanya pun mengalami nasib sama.
Penjualan mereka sepi semenjak isu Corona mencuat.
"Semoga wabah ini lekas berakhir, sehingga semua kambali normal,"katanya (aqy)