Berita Jateng
Mudik Gratis Jateng Dibatalkan Tahun Ini, Masa Darurat Corona Diperpanjang Hingga Lebaran
Pemerintah memperpanjang masa darurat corona atau Covid-19 hingga setelah Lebaran 2020, program mudik gratis pun dibatalkan.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pemerintah memperpanjang masa darurat corona atau Covid-19 hingga setelah Lebaran 2020.
Program rutin tahunan seperti mudik gratis dari Pemprov Jateng pun dibatalkan pada tahun ini.
Agenda Mudik Lebaran Gratis Tahun 2020 itu merupakan bantuan Gubernur dan Bupati, Wali Kota se- Jawa Tengah.
Kepala Badan Penghubung Jateng, Moh Wachju Alamsyah menuturkan, putusan itu diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
• Tiga PDP Warga Cilacap Meninggal, Diskominfo: Kali Ini Santri Perempuan Ponpes, Usia 13 Tahun
• Bikin Kaget Warga, Tiwi Keliling Purbalingga Naiki Mobil Damkar, Sosialisasi Sekaligus Bagi Masker
• Lockdown Local di Banjarnegara, Pemdes Purwonegoro Mulai Batasi Warga Luar Masuk Desa
"Program mudik gratis batal karena musibah ini," kata Alamsyah, ketika dihubungi Tribunbanyumas.com, Jumat (27/3/2020).
Rencananya, tahun ini Pemprov Jateng menyiapkan 247 armada bus ditambah 1.800 tiket kereta, bagi warga Jawa Tengah di Jakarta dan sekitarnya.
Alamsyah menuturkan, seharusnya jadwal pendaftaran mudik gratis Lebaran dilakukan pada 19-20 April 2020.
Sedangkan pelaksanaan program tersebut dijadwalkan pada 15 Mei 2020.
"Kami sudah berkoordinasi dengan paguyuban warga Jawa Tengah yang ada di Jabodetabek," tuturnya.
Pembatalan program mudik gratis itu ditegaskan melalui surat yang ditandatangani Penjabat (Pj) Sekda Jateng, Herru Setiadhie.
Dalam surat itu, alasan pembatalan mudik gratis tersebut karena memperhatikan protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah.
Serta untuk mengurangi kerumunan massa di tempat umum.
Imbauan Jangan Mudik
Ini pula sejalan dengan imbauan Pemprov Jateng yang meminta agar para perantau yang ada di Jabodetabek untuk tidak pulang terlebih dahulu.
Hal itu dimaksudkan sebagai bagian mengantisipasi sekaligus memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19).
'Nek Bisa Ora Usah Mudik, Ben Virus Corona Ne Ora Piknik'
Begitu tulisan imbauan dari Badan Penghubung Provinsi Jawa Tengah melalui media sosial.
• Cegat Virus Corona Masuk Purbalingga, Pemkab Aktifkan Posko Terpadu di Wilayah Perbatasan
• Penasaran Lockdown Local Full Kota Tegal, Gubernur Ganjar Tanya Jumadi, Begini Penjelasannya
• Jangan Mudik! Makin Masif Dikampanyekan Pemprov Jateng, Ganjar: Ini Demi Keluarga Tercinta
Kepala Badan Penghubung Jateng, Moh Wachju Alamsyah menuturkan, pihaknya baru sebatas memberikan imbauan untuk tidak pulang kampung.
Belum ada larangan tegas dari pemerintah agar diaspora Jateng tidak melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman.
"Kami imbau kepada masyarakat Jawa Tengah di Jabodetabek."
"Imbauan ini kami sebar melalui media sosial (medsos) dan paguyuban masyarakat Jateng," kata Alamsyah kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (27/3/2020).
Menurutnya, biasanya imbauan seperti itu akan tersebar di seluruh anggota paguyuban.
Dari paguyuban masyarakat Jawa Tengah bakal diteruskan ke paguyuban masyarakat tingkat kabupaten/kota.
Pihaknya kesulitan ketika mendata keseluruhan warga Jawa Tengah yang ada di Jabodetabek.
Pasalnya, beberapa warga tidak bergabung dengan paguyuban yang ada.
Namun, pihaknya telah meminta ke setiap paguyuban untuk mendata jumlah warga yang ada di Jakarta Raya.
"Kami tidak melarang, namun lebih baik ditunda terlebih dahulu pulang kampungnya," jelasnya.
Ia juga meminta warga Jateng di Jabodetabek untuk mentaati pemerintah setempat agar menerapkan physical distancing dengan berdiam di rumah.
Serta tidak melakukan aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak.
• Satu Warga Kabupaten Semarang Positif Corona, Sudah Diisolasi di RSUD KRMT Wongsonegoro
• Masuk Desa Kalongan Ungaran Wajib Masuk Bilik Sterilisasi, Swadaya Warga Cegah Virus Corona
• Minimarket Jalan Jenderal Sudirman Pati Dirampok, Pelaku Todong Pistol ke Karyawan, Kuras Brankas
Pencegahan Virus Corona
Pernyataan serupa juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Dia telah meminta kepada seluruh diaspora Jateng untuk tidak mudik.
Para pekerja yang ada di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Bali diminta menetap di lokasi masing-masing.
"Kami sarankan untuk warga Jateng yang sedang bekerja di luar kota untuk tidak mudik terlebih dahulu."
"Kami doakan Anda semua sehat, tapi kalau tidak sehat dan terjangkit virus corona, Anda bisa menularkan kepada keluarga tercinta di rumah, kasihan," kata Ganjar.
Menurutnya, dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap pasien positif corona di Jawa Tengah, ditemukan beberapa yang tertular dari daerah lain.
Misalnya, yang meninggal di Surakarta, itu terjangkit seusai mengikuti seminar di Bogor, Jawa Barat.
"Kami mengecek satu persatu, beberapa pasien positif corona di Jawa tengah itu dari luar."
"Jadi, persebaran virus ini sangat cepat sekali. Demi keluarga tercinta di rumah, tolong tidak mudik dulu," tegasnya.
Tidak hanya imbauan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, dan Ketua Gugus Tugas Covid-19 di Jakarta untuk menghindari masyarakat mudik.
Koordinasi dilakukan agar masing-masing daerah melakukan pengawasan secara ketat.
• Delapan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah di Jateng Siap Layani Pasien Virus Corona
• Identitas Lengkap PDP Virus Corona Diumbar di Medsos, Pemkab Cilacap Kecewa: Sungguh Tak Manusiawi
• Aksara Homestay Purwokerto, 24 Kamar Disiapkan Khusus Bagi Tenaga Medis Kasus Virus Corona
"Mari bantu pemerintah agar penyakit ini bisa cepat berlalu. Tolong yang di Jakarta, Jabar, atau dimanapun, jangan pulang dahulu."
"Ayo bantu DKI Jakarta, Jabar, dan daerah lainnya dengan tetap berada di tempat agar mudah dikontrol," ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, sedang menggodok aturan mengenai larangan mudik.
Sambil menunggu kepastian, Ganjar mengimbau kepada masyarakat untuk sadar dan tidak mudik.
"Kalau alasannya mudik hanya untuk bertemu orangtua atau keluarga, hanya membelikan pakaian, itu semua tidak ada manfaatnya jika ada potensi penularan."
"Mari saling menahan diri sebentar, bersama lawan virus corona ini bersama-sama," katanya.
Selain demi keluarga, Ganjar juga meminta masyarakat melihat bagaimana perjuangan para tenaga medis yang saat ini sedang berjuang merawat pasien virus corona.
"Lihatlah mereka yang setiap hari fight melawan virus ini. Mereka berjuang mati-matian."
"Waktunya habis, nyawa menjadi taruhan dan keluarga tercinta ditinggal di rumah."
"Mari dibantu, mari kompak agar musibah ini bisa segera dikendalikan," imbuhnya. (Mamduh Adi)
• Tidak Bakal Ditilang, Dispensasi Khusus Perpanjangan SIM, Ini Penjelasan Lengkap Polda Jateng
• Identitas Rinci Pasien Virus Corona Tersebar di Medsos, Dinkes Cilacap: Penyebar Bisa Dilaporkan
• Saya Legowo Demi Keselamatan Orang Banyak, Hajatan Penikahan Berhenti Seketika di Kesugihan Cilacap