Wabah Virus Corona
Ombudsman Jateng: Ada Rumah Sakit yang Abaikan Pengaduan Pasien Dugaan Corona
Ombudsman menemukan sejumlah masalah pada beberapa rumah sakit di Jateng terkait penanganan kasus pasien suspect virus Corona atau Covid-19.
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: Rival Almanaf
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Ombudsman menemukan sejumlah masalah pada beberapa rumah sakit di Jateng terkait penanganan kasus pasien suspect virus Corona atau Covid-19.
Sejumlah rumah sakit pun dinilai belum siap.
Beberapa temuan di antaranya adalah tidak berfungsinya layanan call center dan minimnya ketersediaan alat pelindung diri (APD) khusus untuk penanganan Corona di beberapa rumah sakit.
Hal itu ditemukan tim Ombudsman Perwakilan Jateng saat mengecek kesiapan para petugas medis di rumah sakit dalam menanggulangi wabah virus Corona beberapa hari terakhir ini.
Kepala Ombudsman Perwakilan Jateng, Siti Farida mengungkapkan, saat ini kesiapan rumah sakit dalam menanggulangi virus Corona masih minim.
• Ditengah Wabah Virus Corona, PSIS Berencana Gelar Uji Coba Berpenonton di Kendal, Berani Nonton?
• Satgas Pangan Polri Batasi Pembelian Bahan Pangan Pokok, Hindari Kelangkaan dan Panic Buying
• Melihat Budaya Bersih Pelajar Jepang Melawan Corona dari Kacamata Direktur Politeknik Banjarnegara
• Bupati Kudus Nonaktif Dituntut 10 Tahun Penjara, Tamzil: Saya Tidak Terlibat Kasus Suap
Pasalnya, pihaknya menemukan call center khusus untuk layanan pengaduan pasien suspect Corona di beberapa rumah sakit tidak bisa dihubungi.
Padahal, kata Farida, layanan call center itu sangat penting bagi masyarakat untuk mengakses kebenaran informasi dari sumber yang terpercaya.
"Nyatanya dari beberapa nomor call center di rumah sakit rujukan pasien suspect Corona, tidak semuanya bisa dihubungi," kata Farida saat dihubungi Tribun Jateng, Rabu (18/3/2020).
Dia menyatakan, terdapat dua rumah sakit yang bermasalah terkait layanan pengaduan pasien suspect Corona.
Bahkan, ada panggilan yang sengaja ditolah oleh pihak rumah sakit.
Saat ditanyai rumah sakit mana saja, dia enggan membeberkan hal itu.
Baginya, temuan itu harus dijadikan bahan evaluasi bagi rumah sakit yang bersangkutan.
"Ada dua rumah sakit yang tak bisa dihubungi. Bahkan, ada yang sengaja direjek berulang kali. Ini jadi catatan buat kita," terangnya.
• Begal Payudara di Kesugihan Kembali Gentayangan, Kapolsek: Korban Silakan Proaktif Melapor
• Ruang Layanan Umum dan Layanan Tahanan Mapolresta Banyumas Disemprot Disinfektan
• UPDATE: 19 Pasien Positif Terinfeksi Corona Meninggal Dunia, 12 Ada di DKI Jakarta
• UPDATE: Total Pasien Positif Corona 277 Orang, Bertambah 55 Kasus dari Sehari Sebelumnya
Tak cuma itu saja, dia juga menemukan beberapa rumah sakit belum menyediakan perlengkapan APD khusus untuk perawatan di ruang isolasi pasien suspect Corona.
Maka dari itu, pihaknya meminta kepada para pengelola rumah sakit rujukan pasien suspect Corona untuk memaksimalkan layanan tersebut.
"Belum semua rumah sakit menyiapkan pakaian perawatan khusus Corona."
"Di sisi lain, ini sudah jadi pandemi karena wabahnya sudah meluas secara global."
"Kita minta ruang isolasi harus ditingkatkan kesiapsiagaannya. Minimal pemerintah ikut harus menanggulanginya," pungkas Farida. (Tribunjateng/gum).