Wawancara Khusus

Bincang dengan Menaker Ida Fauziyah: Hampir Tiap Hari Telekonferensi Pantau Dampak Corona (2-habis)

Bincang dengan Menaker Ida Fauziyah: Hampir Tiap Hari Telekonferensi, Turut Pantau Corona (2-habis)

Tribunnews.com/Herudin
Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah saat diwawancarai secara khusus oleh Tribunnews di Kantor Kemnaker RI, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020). Wawancara tersebut terkait sejumlah isu yang berkembang seperti RUU Omnimbus Law dan pekerja migran Indonesia. 

Sehingga prinsipnya bukan hilang, tapi pengaturannya diserahkan pada masing-masing perusahaan.

Menurut Anda bagaimana sosok Presiden Jokowi?

Saya bersyukur ya bisa diminta Pak Jokowi menjadi pembantunya, karena saya banyak belajar dari beliau tentang 'kegilaan' beliau bekerja. Itu luar biasa.

Mulai dari menteri sampai sekarang saya tidak pernah istirahat kayaknya haha (tertawa).

Beliau luar biasa, beliau kan sering ngomong kerja, kerja, kerja. Itu memang tidak hanya beliau ucapkan, memang orangnya kerja, kerja, kerja.

Finalis Puteri Indonesia 2020 Asal Sumatera Barat Salah Lafalkan Pancasila, Najwa Shihab Buka Suara

Apakah banyak pengawas di Kemenaker?

Tidak juga, tidak sempat istirhat, itu tadi bercanda. Hahha.... Ya ada atau tidak pengawasan, itu menjadi tanggung jawab.

Risiko pekerjaan. Saya menerima jadi menterinya orang yang suka bekerja maka saya harus bisa menyesuaikan dengan iramanya yang memberi amanah.

Bagaimana menjaga kesehatan?

Tidak ada tips khusus. Kalau saya tidurnya lewat jam 12 maka saya harus bayar istirahatnya, jadi terukur.

Saya kira kalau kurang istirahat pasti akan mempengaruhi konsentrasi jadi saya harus menyeimbangkan itu.

Ya sekarang lebih rajin olahraga-olahraga 30 menit.

Lagi, WNI di Singapura Positif Corona Setelah Kunjungi Restoran Ini

Mana tugas berat di DPR apa di Kementerian?

Yang jelas tangannya berbeda. Jadi menteri tantangannya berbeda. Ya di DPR itu kerja kolektif.

Tanggungjawab renteng. Kalau sebagai menteri tanggungjawabnya lebih individu.

Anda tahu akan ada reshuffle?

Menurut saya, diangkat atau diberhentikan adalah risiko. Diangkat jadi menteri ya risiko, nanti diberhentikan resiko.

Politik ya seperti itu. Tidak menjadi beban. Saya sudah tahu ini jabatan yang punya hak prerogatif presiden. Hari ini saya diberi mandat, belum tentu besok.

Liverpool Pecahkan Rekor 48 Tahun Setelah Tundukan Bournemouth di Premier League Liga Inggris

Benarkah Uang Bisa Jadi Media Penyebaran Virus Corona? Bagini Penjelasannya

Tepat 6 Tahun Pesawat Malaysia Airlines Hilang Secara Misterius 239 Orang Lenyap 7 Dari Indonesia

Presiden Amerika Donald Trump Sebut Angka Laporan Kematian akibat Corona Palsu

Bagaimana Anda pastikan Kemenaker bersih dari korupsi?

Ibu saya berpesan, 'hati-hati.' Itu maknanya dalem ya. 'Hati-hati', tidak gampang jadi menteri.

Namun ibu lebih banyak mendoakan, tidak menasihati macam-macam.

Lebih positifnya, bukan kekhawatirannya. Ibu saya lebih banyak mendoakan, semoga selamet, sing hati-hati. Dalem sih menurut saya. (Tribun Network/Dennis Destryawan)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved