Berita Banjarnegara
Berusia Ribuan Tahun, Ternyata ini Rahasia Candi Dieng Bisa Bertahan Hingga Sekarang
Berusia Ribuan Tahun, Ternyata ini Rahasia Candi Dieng Bisa Bertahan Hingga Sekarang
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Keberadaan Candi Dieng menjadi bukti tingginya kebudayaan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.
Bangunan keagamaan peninggalan umat Hindu ribuan tahun silam itu nyatanya masih bertahan hingga sekarang.
Sembilan bangunan candi yang tersusun dari pahatan batuan andesit itu masih kokoh berdiri di komplek candi Arjuna.
• Oknum Guru di Banjarnegara Setubuhi Muridnya di Toilet hingga di Pinggir Jalan, Ini Pengakuannya
• Gejala Hampir Mirip, Ini Lho Cara Membedakan Gejala Virus Corona, Influenza, dan Pilek
• Kisah Bule Belanda Jualan Kebab di Cilacap, Ini Jawabnya Ditanya Kenapa Pilih Tinggal di Indonesia
• Kisah di Balik Penemuan Korban Pembunuhan di Sigaluh: Saat Tim Putus Asa, Terdengar Suara Memanggil
Seakan, batu-batu yang tersusun itu tidak lapuk termakan usia.

Sebagian masyarakat pun mungkin akan berpikir bangunan candi anti lapuk karena tersusun dari batuan keras.
Sehingga, bangunan itu cukup dibiarkan tanpa perawatan dan awet dengan sendirinya.
Buktinya, meski berusia ribuan tahun, bangunan itu masih berdiri sempurna.
Anggapan itu tentu saja keliru.
Seperti halnya benda mati lain semisal kayu, batu pun pasti akan melewati proses pelapukan atau rusak.
Tidak terkecuali batuan candi.
Tak ubahnya bangunan sejarah pada umumnya, candi pun butuh perawatan agar terjaga dari ancaman kerusakan.
Demikian halnya sembilan candi di komplek candi Arjuna Dieng.
Tanpa perawatan, bangunan yang mampu bertahan ribuan tahun itu pada akhirnya akan rusak juga.
Faktanya, menurut Tusar, juru pelihara BPCB Jateng, pihaknya rutin membersihkan bangunan candi untuk menjaga kelestariannya.
Dengan menggunakan sapu atau sikat, jamur dan lumut yang menempel di bangunan candi wajib dibersihkan oleh pekerja.
"Rutin dibersihkan dari jamur dan lumut,"katanya
Iya, jika kayu bisa lapuk karena serangan rayap, batu pun bisa rapuh karena serangan jamur dan lumut.
Di musim penghujan ini, pertumbuhan jamur dan lumut pada batuan candi pun semakin cepat di banding saat musim kemarau.

Keberadaan jamur dan lumut yang menempel pada batuan candi tidak bisa dianggap remeh.
Jika dibiarkan, sedikit demi sedikit, batu akan mengelupas atau rontok hingga ketahanan bangunan terancam.
Menyikat saja tidak cukup untuk membasmi serangan jamur dan lumut yang menjadi penyakit utama penyebab kehancuran batu candi.
Petugas harus mengoles batuan candi dengan obat khusus pembasmi jamur dan lumut secara berkala.
"Dibersihkan rutin, tapi juga pakai obat,"katanya
Karenanya, ada petugas khusus yang bertugas untuk membersihkan bangunan candi dari jamur dan lumut.
Terlebih, candi Dieng menjadi warisan budaya bernilai tinggi yang wajib dilestarikan.
Keberadaan candi Dieng pun menjadi daya tarik utama, bahkan ikon dataran tinggi Dieng, di luar objek wisata alam yang memesona.
Tempat ini kerap menjadi pusat kegiatan bernafaskan budaya, semisal Dieng Culture Festival (DCF). (*)
• Kisah di Balik Penemuan Korban Pembunuhan di Sigaluh: Saat Tim Putus Asa, Terdengar Suara Memanggil
• Rumahnya di Banyumas Jadi Lokasi Pembantaian Satu Keluarga, Misem Ungkap Kejadian 20 Hari Setelahnya
• Reaksi Mahasiswa Unnes yang Dosennya Dibebastugaskan dengan Alasan Sindir Jokowi dan Jan Ethes
• Oknum Guru di Banjarnegara Setubuhi Muridnya di Toilet hingga di Pinggir Jalan, Ini Pengakuannya