Teror Virus Corona

Ternyata Arsitek Rumah Sakit Khusus Corona di China Pria Kelahiran Indonesia. Seperti Apa Sosoknya?

Ternyata Rumah Sakit Khusus Corona di China Diarsiteki Pria Kelahiran Indonesia. Seperti Apa Sosoknya? Ia adalah Huang Xiqiu, kelahiran Jember, Jatim

Xinhua
Konstruksi rumah sakit kedua khusus pasien corona, Leishenshan, di Wuhan, memasuki tahap penyelesaian. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Wabah virus corona yang mulanya menyerang Wuhan, Provinsi Hubei, China, menggemparkan warga dunia.

Wabah itu dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru China, dan juga puluhan negara di belahan dunia lainnya.

Namun, pemerintah China juga merespon wabah itu dengan langkah cepat. Di antaranya dengan membangun rumah sakit khusus pasien yang terinveksi khusus corona di Wuhan.

Hanya dalam hitungan hari, China mampu menyelesaikan pembangunan rumah sakit berkapasitas ribuan pasien itu. 

UPDATE: 910 Orang Meninggal Dunia, Lebih dari 40.000 Kasus 3.246 Pasien Berhasil Sembuh

4.500 Atlet Berlaga di Popda Purbalingga 2020. Ini Pesan Bupati Dyah Hayuning Pratiwi

Mencekam, Satu Blok Asrama Pesantren Terbakar saat Puluhan Santri Tidur Lelap. Ini yang Terjadi

Angin Puting Beliung Landa Maos Cilacap, Dua Rumah Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

Siapa nyana arsitek Rumah Sakit Khusus Pasien Corona Huoshenshan, di Wuhan, Provinsi Hubei, China itu, adalah pria kelahiran Indonesia?

Hal ini mengemuka saat Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chuying membenarkan informasi tersebut saat media briefing pada Kamis (6/2/2020).

Menurut Chuying, sang arsitek bernama Profesor Huang Xiqiu lahir di Indonesia, pada 79 tahun lalu. "Dia lahir di Indonesia, dan dibesarkan di China.

Kami berterima kasih atas perhatian Anda semua untuk kami," kata Chuying.

PSCS Cilacap Bakal Hadapi Persib Bandung dalam Laga Uji Coba. Ini Persiapan Pelatih Jaya Hartono

Chuying menjelaskan, Huang Xiqiu sangat menghargai arsitektur, terutama arsitektur medis. Peran dan kontribusinya sangat penting dalam memerangi virus-virus mematikan dan berbahaya.

Sebelum merancang Huoshenshan, Huang Xiqiu juga terlibat dalam pembangunan Rumah Sakit Khusus Pasien Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) Xiaotangshan di Beijing pada 2003 lalu.

"Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Anda karena memperhatikan hal detail ini. Kami percaya bahwa Tuan Huang juga menyimpan kenangan indahnya tentang Indonesia," imbuh Chuying.

Dengan fakta ini, Chuying berharap persahabatan Indonesia dan China akan semakin erat dan menghasilkan lebih banyak lagi hal-hal positif pada masa mendatang.

BPCB Jateng Patikan Segera Eskavasi Temuan Candi Baru di Dieng. Ini Tanggal Pelaksanaannya

Sekolah Tionghoa

Huang Xiqiu dilahirkan di Jember, Jawa Timur, sekitar 79 tahun lalu. Di kota yang berada di bagin timur Pulau Jawa ini, ia juga mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah menengah pertama (SMP). 

Huang diketahui belajar di Chung Hua School atau Sekolah Tionghoa di Jalan Lanasan, yang sekarang menjadi Jalan Untung Suropati, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember.

Masa pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama Huang Xiqiu dihabiskan di Jember.

“Karena di Jember tidak ada SMA, setelah lulus dia pindah ke Surabaya,” kata mantan guru Chung Hua School, Iwan Natawidjaja saat berbincang dengan Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Jumat (7/2/2020).

Gara-gara Kasih Rokok Lintingan, Pria Ini Tewas Dibacok di Setelah Antar Istrinya Pulang

Menurut dia, orang tua Huang Xiqiu memang berasal dari China dan merantau ke Indonesia. “Saat itu, orangtuanya sebagai seksi pendidikan di Chung Hua School,” kata Iwan.

Tak heran jika Huang Xiqiu kemudian mampu mengarsiteki Rumah Sakit Huoshenshan, karena lahir dari orang yang berpendidikan juga.

Meskipun tidak pernah bertemu langsung dengan Huang Xiqiu, Iwan mendapat cerita dari beberapa temannya yang juga sahabat dari Huang Xiqiu.

“Saya mengajar di sekolah Tionghoa itu, Huang Xiqiu sudah berangkat ke Surabaya,” kata Iwan.

Kisah Pilu Kakak-Beradik, Baju Robek Tak Bisa Sekolah hingga Tinggal di Gubuk Reyot Tanpa Orangtua

Iwan sendiri mengajar olahraga di Chung Hua School pada sekitar 1958. Sementara, Huang Xiqiu sudah lulus SMP di sekolah tersebut sekitar 1957 dan pindah ke SMA di Surabaya.

“Saya hanya mengajar dua adiknya Huang Xiqiu, yakni Wang Sik Sin dan Wang Siang In,” kata Iwan.

Sekarang, kedua adik Huang tersebut juga berada di China. Iwan yang kini berumur 81 tahun tersebut mengatakan, Huang Xiqiu memang dikenal sebagai sosok yang cerdas, rajin belajar, sederhana dan tidak terlalu banyak bicara.

“Yang saya baca dari Huang Xiqiu, sedikit bicara, namun banyak kerja,” tutur Iwan.

Biaya Penanganan WNI Eks Hubei China di Natuna Capai Rp1 Triliun, Ini Respon Menkeu Sri Mulyani

Bahkan, Huang Xiqiu juga pernah menjabat sebagai ketua asosiasi murid di Sekolah Tionghoa. Chung Hua School sendiri berdiri pada 1910, dan dimiliki oleh tokoh Tionghoa di Jember, yakni di bawah yayasan Tionghoa Hwee Koan.

Lalu, pada 1966, sekolah ditutup karena kondisi politik yang tidak kondusif saat itu. Delapan Hari Untuk diketahui, proses desain Rumah Sakit Huoshenshan rampung pada 24 Januari 2020.

Mobilisasi mesin dan peralatan konstruksi serta dimulainya pembangunan fisik secara resmi sehari setelahnya, yakni pada 25 Januari.

Kemudian, pada tanggal 29 Januari kerangka kerja untuk lebih dari 300 kamar prefabrikasi mulai dipasang.

Kondisi Jenazah hingga Anak Takut Balkon, Ini 6 fakta Kejanggalan Kematian Zefania Anak Karen Idol

Sementara instalasi fasilitas medis dilakukan pada Sabtu (1/2/2020), termasuk instalasi teknologi canggih, terutama untuk komunikasi dan mobilisasi peralatan kesehatan serta obat-obatan.

Para dokter yang bertugas dapat berbicara dengan para ahli di luar rumah sakit melalui sistem video yang menghubungkan mereka dengan Rumah Sakit Umum PLA Beijing.

Sistem komunikasi canggih ini dipasang dalam waktu kurang dari 12 jam oleh "tim komando" yang beranggotakan 20 orang dari Wuhan Telecom Ltd.

Teknologi canggih yang digunakan tak hanya dalam sisi komunikasi, robot medis juga hadir di rumah sakit ini yang merupakan sumbangan dari sebuah perusahaan swasta China.

Hasil Survei: Ini Daftar Menteri Jokowi yang Paling Disukai, Erick Thohir Paling Atas

Postingan Penembak Brutal di Thailand yang Dibuat Sambil Tenteng Senjata: Jemari Sudah lelah

Pembunuh Gadis yang Tewas Kehabisan Darah di Pos Polisi Akhirnya Terungkap, Warga Sempat Ketakutan

Dimulai Malam Jumat Lalu, Puluhan Kambing Gembel di Wonogiri Mati Misterius

Robot medis ini bertugas mengirimkan obat-obatan dan membawa sampel uji ke laboratorium-laboratorium yang ditunjuk pemerintah.

Rumah Sakit Huoshenshan dirancang dengan luas bangunan 33.900 meter persegi dan kapasitas 1.000 tempat tidur.

Melibatkan 700 pekerja profesional level manajerial serta 4.000 tenaga konstruksi, pembangunan fisik fasilitas kesehatan ini dapat diselesaikan dalam waktu efektif 8 hari.

Rumah Sakit Huoshenshan dikelola oleh sayap militer Partai Komunis China, Tentara Pembebasan Rakyat China. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Huang Xiqiu, Arsitek Indonesia Perancang Rumah Sakit Corona China

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved