Dulu Tak Kepikiran, Heri Akhirnya Disunat saat Usia 74 Tahun, Kisahnya Jadi Perhatian di Purbalingga

TRIBUNBANYUMAS.COM,PURBALINGGA - Dulu Tak Kepikiran, Heri Akhirnya Disunat saat Usia 74 Tahun, Kisahnya Jadi Perhatian di Purbalingga

Rabu (5/2/2020) merupakan hari bahagia bagi Heri Susanto (74) atau Acun warga desa Batur Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalinga.

Kakek kelahiran 12 Desember 1945 baru dikhitan atau sunat di Klinik Kasih Medika Kecamatan Kertanegara.

• Sidang Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas Hadirkan Saksi Kunci, Tangis Minah Pecah Peluk Ibunya

• Tes SKD CPNS Pemprov Jateng Sudah Berakhir, BKD Jateng Beri Bocoran Peserta yang Lolos Tahap SKB

• 6 Bulan Mondar-mandir, Pria Ini Berakhir Tersambar Kereta setelah Abaikan Peringatan Warga

• Nikita Mirzani Bongkar Rekaman Suara Sajad Ukra: Mengancamnya hingga Apartur Negara Begini

Wajahnya tampak semringah setelah menjalani khitan selama setengah jam di kamar khitan.

Istri beserta anak dan keluarganya ikut mendampingi saat akan menjalani sunat.

Sebelum disunat, Heri melakukan prosesi membaca kalimat Syahadat yang disaksikan pemilik klinik dan ulama setempat.

Prosesi khitan tersebut menjadi perhatian para pasien yang ada di klinik.

Heri mengaku tidak takut saat akan disunat.

Dirinya sudah berniat dikhitan karena ingin memeluk Agama Islam mengikuti keyakinan istri keduanya.

"Saya tidak takut disunat karena saya sudah niat masuk agama Islam, " katanya.

Sebelumnya, Heri memeluk Agama Budha.

Dirinya belum kepikiran untuk disunat.

"Waktu itu saya tidak takut tapi belum niat saja, " tuturnya.

Heri mengaku telah memiliki tiga anak dan sembilan cucu dari istri pertamanya.

Sedangkan dengan istri kedua baru memiliki satu anak.

"Saya asli dari Medan dan usia sudah 75 tahun, " tuturnya.

Sementara itu, Istri Heri, Misyati (40) telah sebelas tahun menikah dengan suaminya tersebut.

Karena lama tinggal dengan dirinya sang suami ingin mengikuti agamannya.

"Saya selalu memberi arahan agar menjadi orang yang lebih baik," ujarnya.

Dia menyarankan jika suaminya akan masuk maka harus disunat terlebih dahulu.

Namun ketika diminta untuk sunat sang suami takut.

"Dulu pernah disuruh khitan bilangnya nanti-nanti. Dia keliatannya takut.

Saya bilang saja ke suami sakitnya paling sehari dua hari saja, "bebernya.

Niatan suaminya, kata dia, tidak menjadi bahan perbincangan.

Justru suaminya mendapat dukungan dari para tetangganya.

"Tetangga malah senang malah kasih dukungan, " tutur dia.

Ia menuturkan setelah ini akan mengadakan syukuran kecil-kecilan setelah suaminya disunat.

Rencananya syukuran akan diadakan bersama keluarganya.

"Paling besok akan mengadakan syukuran kecil-kecilan. Paling besok sama keluarga, " tukasnya.

Sudah Tiga Kali

Pemilik klinik Kasih Medika, Suardi mengaku bukan pertama kalinya mendapatkan pasien yang hendak disunat di usia dewasa.

Kliniknya telah dua kali mendapatkan pasien dewasa hendak melakukan sunat.

"Pasien pertama orang Sumbawa yang menikah orang desa sekitar, kemudian orang Jepang bekerja dengan orang desa Kramat yang minta disunatkan di sini (kliniknya), dan Pak Heri ini yang ketiga, "tutur dia.

Ia secara umum tidak ada perbedaan signifikan mengkhitan anak-anak maupun dewasa.

Namun yang membedakan khitan orang dewasa adalah pengecekan gula darah dan tekanan darah.

"Sebelum pemeriksaan dilakukan wawancara dulu terkait alergi obat maupun penyakit kronis.

Paling yang membedakan lagi ya cara pengerjaanya saja, "jelasnya. (*)

• Tes SKD CPNS Pemprov Jateng Sudah Berakhir, BKD Jateng Beri Bocoran Peserta yang Lolos Tahap SKB

• Sidang Pembunuhan Satu Keluarga di Banyumas Hadirkan Saksi Kunci, Tangis Minah Pecah Peluk Ibunya

• 6 Bulan Mondar-mandir, Pria Ini Berakhir Tersambar Kereta setelah Abaikan Peringatan Warga

• Nikita Mirzani Bongkar Rekaman Suara Sajad Ukra: Mengancamnya hingga Apartur Negara Begini