Panji Petualang Himbau Orang Tua Awasi Anak saat Tonton Video di Youtube
Maraknya video-video yang tidak layak ditonton untuk anak-anak membuat Panji Petualang sempat berpikir untuk menutup youtube miliknya.
Penulis: Herlina Noor Setiyawati | Editor: Abduh Imanulhaq
TRIBUNBANYUMAS.COM- Panji Petualang memberikan himbauan kepada seluruh orang tua untuk selalu mengawasi anak-anaknya ketika melihat video di youtube.
Panji mengatakan hal tersebut supaya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Termasuk viralnya kasus gigitan ular yang berbisa yang dialami oleh seorang anak baru-baru ini.
Panji juga mengungkapkan, banyak anak-anak yang menonton konten yang berisi atraksi pwang ular yang menangkap atau berinteraksi dengan ular secara langsung.
"Pada dasarnya anak usia 1-7 tahun tidak diperbolehkan untuk mengakses media karena banyak sekali hal negatif jika ditonton oleh anak."
"Tidak hanya itu saja, anak juga belum tentu dapat menyimak pesannya dengan baik," kata Panji, Selasa (28/1/2020).
• 5 Rekomendasi Film Indonesia Tayang Maret 2020, Ada Film KKN di Desa Penari
• Rekomendasi Film Komedi Indonesia Tayang Minggu Ini, Ada Tora Sudiro dan Gary Iskak
• Parkir di Bahu Jalan, Mobil Polisi Polda Maluku Digembok Dishub Ambon
• Bangun Villa di Bali Putri Arab Saudi Princess Lolowah Ditipu Rp 512 Miliar
Mengutip dari kompas.com, Panji juga melarang anaknya untuk menangkap ular secara langsung.
Jika anak-anak tidak diawasi dalam menangkap hewan termasuk ular, besar kemungkinan anak-anak akan menirunya.
Anak-anak tidak tahu apa resiko yang nantinya bisa menyerangnya.
Anak-anak juga banyak yang masih menonton konten-konten yang berisi pawang ular dan menangkap ular secara langsung.
Adanya permasalahan tersebut, Panji sempat berpikir bahwa akan menutup akun youtubnya.
Namun akan sia-sia juga jika Panji menutupnya jika orangtua tidak memberi pengawasan.
"Saya punya anak kecil dan saya larang sekali anak saya untuk menangkap ular di alam langsung. Saya awasi," kata Panji.
Panji juga merasa masih banyak tontonan yang tidak layak ditonton untuk anak-anak masih beredar luas.
"Meniru hal-hal yang sedang viral untuk saat ini ular dan manusia, dan konten kreatornya sudah banyak banget dan itu bisa jadi potensi," tambah Panji Petualang.
Panji juga membagikan tips untuk menangani gigitan ular berbisa dengan cara yang benar sesuai anjuran WHO.
"Ada metode sebenarnya secara medis yang dianjurkan adalah imobilisasi. Itu WHO yang ngasih sarannya."
"Metode diisap itu tidak boleh dilakukan," ucap Panji dalam program Call Me Mel yang dilansir dari Kompas.com, Rabu (18/12/2019).
Banyak orang berpikir untuk menangani gigitan ular berbisa dengan mengisap dan mengikat bagian tubuh yang digigit.
Orang mengira dengan cara tersebut bisa mencegah penyebaran racun ular menyebar dalam tubuh.
• Kisah Bunga, Pelajar SD yang Kehilangan Masa Depan Setelah Diculik dan Dicabuli Tukang Pijatnya
• 5 Rekomendasi Film Akhir Pekan Terbaru, Film Hollywod hingga Korea
• Jalani Program Hamil Setelah 9 Tahun Tak Kunjung Diberi Momongan, Zaskia Sungkar: Pengen Banget
• Fakta Medina Zein yang Positif Pakai Narkoba, Sempat Ribut dengan Irwansyah, Kekayaan Capai Miliaran
"Bukan diikat, tapi dibidai atau digip. Semakin banyak gerak, akan semakin membuat bisa (racun) menyebar," tambah Panji menjelaskan penanganan bila digigit ular berbisa.
Membidai tangan adalah meletakkan pelat dari kayu seperti penanganan pada patah tulang, kemudian kayu tersebut diikat di bagian tubuh yang digigit.
Tujuan pengikatan ini yaitu untuk mencegah gerakan yang akan membuat racun beredar dalam tubuh.
Panji juga menjelaskan, pada dasarnya, bisa ular menjalar bukan melalui pembuluh darah, namun melalui kelenjar getah bening.
"Sedangkan kelenjar getah bening bukan ada di pembuluh darah, tapi berada di bawah otot."
"Semakin otot banyak bergerak, semakin racun bergerak juga," tutur Panji Petualang.
(*)