Berita Pati

4 Pentolan Alian Masyarakat Pati Bersatu Ditangkap, Polisi: Mereka Blokade Jalur Pantura

Koordinator AMPB Teguh Istiyanto berorasi menggunakan pengeras suara, menuding ada permufakatan jahat di DPRD Pati.

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Rustam Aji
Ist/Dok. Warga
KECEWA - Massa Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) saat melakukan konvoi sebelum memblokade Jalur Pantura Widorokandang, Jumat malam (31/10/2025). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes dan kecewa atas hasil Rapat Paripurna DPRD Pati yang tidak merekomendasikan pemakzulan Bupati Sudewo. 
Ringkasan Berita:
  • Setelah mengetahui kepastian hasil Paripurna, di atas mobil komando, Koordinator AMPB Teguh Istiyanto berorasi menggunakan pengeras suara, menuding ada permufakatan jahat di DPRD Pati.
  • Sebelumnya, ribuan massa dari AMPB mengawal jalannya Paripurna dengan berkumpul di kawasan Alun-Alun Pati.
  • Berdasarkan informasi dari Satgas Gakkum, ada empat orang dari massa AMPB yang ditangkap.

TRIBUNBANYUMAS.COM, PATI – Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah kira-kira pribahasa untuk sejumlah pentolah Aliansi Masyarakat Pati Bersati (AMPB).

Bagimana tidak, usai rapat paripurna DPRD Pati berakhir dengan keputusan tidak memakzulkan Bupati Sudewo, empat orang pentolan AMPB ditangkap polisi, Jumat (31/10/2025) malam.

Salah satu koordinator AMPB, Mulyati, menjelaskan empat orang yang ditangkap polisi adalah Supriyono alias Botok, Teguh Istiyanto, Paijan, dan Apro (nama alias/panggilan akrab).

Seperti diketahui, AMPB adalah kelompok masyarakat yang selama ini getol mengkampanyekan pelengseran Bupati Sudewo.

Namun, seusai DPRD Pati menghasilkan kesimpulan untuk tidak merekomendasikan pemakzulan Sudewo, dan hanya merekomendasikan perbaikan kinerja, AMPB tidak puas dengan hasil rapat paripurna tersebut.

Sebelum sidang putusan hasil rekomendasi pansus hak angket diputuskan dalam sidang paripurna DPRD Pati, ribuan massa dari AMPB mengawal jalannya Paripurna dengan berkumpul di kawasan Alun-Alun Pati.

Mereka juga melakukan aksi pembakaran ban dan poster bergambar wajah Bupati Sudewo.

Namun, setelah mengetahui kepastian hasil Paripurna, di atas mobil komando, Koordinator AMPB Teguh Istiyanto berorasi menggunakan pengeras suara, menuding ada permufakatan jahat di DPRD Pati.

“Kami tidak akan tinggal diam!” teriak Teguh.

Setelah itu, Teguh dan kawan-kawan melakukan konvoi ke Jalur Pantura Pati-Rembang, tepatnya di wilayah Widorokandang.

Menurut Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi, mereka melakukan aksi memblokade jalur Pantura.

“Aksi hari ini sebetulnya kondusif, tidak ada kejadian menonjol, massa dengan tertib membubarkan diri. Tapi mereka sempat konvoi ke arah jalur Pantura. Namun kami sudah antisipasi, kami siapkan personel untuk menghalau di Pantura,” kata dia.

Baca juga: Gagal Makzulkan Bupati Sudewo, Ketua DPC PDIP Pati Minta Maaf

Menurut Jaka, massa AMPB sempat memblokade Pantura Widorokandang dengan cara menghentikan dan mematikan kendaraan di tengah jalan.
 
“Aksi itu berlangsung selama kurang lebih 15-20 menit. Sempat ada antrean panjang kendaraan, tapi berhasil kami urai. Kondisi Pantura sudah berangsur normal dari dua arah, baik dari timur maupun barat,” kata dia.

Jaka mengatakan, berdasarkan informasi yang pihaknya terima dari Satgas Gakkum, ada empat orang dari massa AMPB yang ditangkap.

Pihaknya masih meminta keterangan terkait keterlibatan mereka. Jaka berjanji akan menyampaikan hasilnya jika informasi sudah terang-benderang.

Selain karena memblokade Pantura, menurut Jaka ada pula di antara mereka yang membawa benda berbahaya, yakni ketapel dan mercon.

Ketika ditanya siapa saja empat orang tersebut, Jaka mengaku belum mendapat informasi persisnya.

“Empat yang ditangkap sementara masih kami data. Saya belum dapat informasi dari Satgas Gakkum, nanti kalau sudah jelas kami sampaikan,” ujar dia.

Jaka berterima kasih pada masyarakat Pati yang sudah menjaga situasi sampai akhir sidang Paripurna.

“Walau ada riak-riak, semua bisa kita amankan dengan situasi kondusif. Apa pun hasilnya saya harapkan masyarakat legowo, itu bagian dari proses demokrasi, mudah-mudahan setelah ini tidak ada aksi-aksi lagi sehingga masyarakat bisa bekerja seperti sedia kala,” tandas dia.

Sementara, salah satu koordinator AMPB, Mulyati, menjelaskan bahwa empat orang yang ditangkap polisi adalah Supriyono alias Botok, Teguh Istiyanto, Paijan, dan Apro (nama alias/panggilan akrab).

“Ada empat orang diambil petugas. Saya dapat kabar Mas Botok dan Pak RW (Teguh Istiyanto) ditangkap di Pantura. Kalau Paijan sama Mas Apro di depan Hotel 21. Ada empat orang diambil. Kami sangat kecewa. Kami tidak menciptakan kerusuhan, hanya mencari keadilan,” ucap dia. 

Dalam video amatir yang beredar di media sosial, anggota AMPB yang akrab disapa Mas Apro mengaku tidak tahu bahwa pada motor yang dia bawa terdapat ketapel. Dia mengaku motor tersebut bukan miliknya.

Baca juga: BREAKING NEWS: DPRD Pati Tolak Pemakzulan Bupati Sudewo, Hanya Fraksi PDIP yang Setuju

“Ora motorku lho, Pak. Malah gak ngerti nek ono kartopele. (Bukan motorku, lo, Pak. Malah tidak tahu kalau ada ketapelnya),” ucap Apro dalam video tersebut. 

Untuk diketahui, pada Jumat malam ini, posko AMPB di depan Kantor Bupati Pati juga telah dibongkar secara mandiri oleh personel AMPB. (mzk)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved