Longsor Majenang
Senyum Si Bungsu Sebelum Tidur Jadi Penguat Tarkim Menunggu Putrinya Ditemukan dari Longsor Cilacap
Hari kedelapan pencarian korban longsor Cilacap, Tarkim berharap putri bungsunya bisa ditemukan.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Tatapan kosong Tarkim (45) ke hamparan tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (20/11/2025), menyiratkan rasa duka mendalam.
Sambil duduk termangu di tepi area longsor, dia menunggu tim SAR gabungan yang tengah melalukan pencarian korban longsor di worksite A1.
Tarkim menunggu kabar baik dari tim SAR gabungan yang bekerja.
Hingga hari kedelapan operasi SAR, putri bungsunya, Maesarah Salsabila (13), belum ditemukan.
Worksite A1 merupakan area longsor yang sulit dijangkau alat berat sehingga pencarian korban longsor di wilayah ini dilakukan secara manual.
Untuk mempercepat panggalian, mereka menggunakan pompa air.
Longsor yang terjadi Kamis (13/11/2025) malam itu membuat Tarkim kehilangan kedua putrinya.
Selain Maesarah, Tarkim kehilangan Dyah Ramadani (17).
Baca juga: Dusun Cibuyut Mencekam saat Malam, Korban Selamat Longsor Cibeunying Cilacap Trauma Longsor Susulan
Jenazah Dyah ditemukan tim SAR gabungan pada Selasa (18/11/2025).
"Saya coba tegar, tidak nangis."
"Tapi, dalam hati, saya kehilangan dua anak saya, anak kedua dan ketiga," ucap Tarkim lirih sambil mencoba menahan air mata.
Tarkim masih mengingat jelas saat tanah bergerak dan rumahnya hilang ditelan bumi.
Kala itu, Tarkim sedang mengikuti acara tahlilan di rumah anak ketua RW.
"Jadi, di rumah ada tiga orang. Ada istri saya dan dua anak saya di dalam," katanya.
Beberapa menit sebelum bencana, sang istri menyusul ke rumah ketua RW yang posisinya lebih tinggi dari rumahnya.
Saat mengobrol, istrinya melihat tanah dari atas bukit bergerak ke permukiman.
"Istri saya yang betul-betul melihat tanah itu bergerak menelan rumah."
"Dia teriak 'Neng, keluar Neng, keluar!' tapi cepet banget kayak suara kereta lewat," tutur Tarkim menirukan sang istri.
Saat itu, Maesarah sedang tidur di kamar.
Sementara kakaknya, belum tidur.
Baca juga: Warga Cibuyut Yakin Longsor Cilacap Terkait Sedekah Bumi: Korban Kambing Tahun Ini Berkurang
Pekerja serabutan ini tak pernah menyangka, perkampungannya akan disapu longsor.
Beberapa hari sebelum bencana, hujan turun tanpa henti.
Ia sudah mendengar peringatan soal potensi tanah longsor.
"Saya kira bakalan yang di atas yang kena longsor," katanya.
Pertemuan Terakhir
Kini, kenangan yang tak akan dia lupakan adalah pertemuan terakhir dengan kedua anaknya.
Pertemuan itu seolah menjadi tanda perpisah.
"Waktu itu, anak-anak raut mukanya beda. Biasanya ceria, malah murung," katanya.
Dyah, sang kakak, tiba-tiba memeluk ibunya seuisai yasinan di rumah.
"Saya kira mungkin gak enak badan," ujarnya.
Tak lama, Maesarah si bungsu masuk ke dapur.
Ia tersenyum ke arah ayahnya, tanpa berkata apa pun.
"Dia lihat saya, senyum, terus balik ke kamar dan tidur."
"Itu pertemuan terakhir saya sama si bungsu," kenangnya.
Dyah ditemukan di kedalaman 10 meter dari titik rumah yang tertimbun.
Tarkim menduga, Dyah sempat berusaha menyelamatkan diri.
Sementara, si bungsu yang terlelap dimungkinkan tak tau datangnya longsor.
"Saya bakalan menunggu terus sampai ketemu anak saya yang satu."
"Pokoknya saya penginnya harus ditemukan bagaimanapun caranya," tegas Tarkim.
Baca juga: Korban Longsor Cilacap akan Direlokasi ke Desa Jenang, Data Awal Ada 296 KK Terdampak
Ia sadar, harapan hidup Maesarah sudah tidak ada.
Tapi, bagi seorang ayah, menemukan jasad anaknya tetap berarti.
"Kalau tiga hari nggak ketemu, ya sudah, nggak apa-apa."
"Tapi tetap harus ditemukan," ucapnya.
Sang istri kini berada di pengungsian bersama warga lain sambil memulihan trauma.
Sementara itu, anak pertamanya, Ranti, yang bekerja di Jakarta, memilih pulang menemani orangtua dan menunggu adiknya ditemukan.
Kini, harapan menemukan Maesarah menjadi penyemangatnya untuk bisa melalui duka dan musibah yang dialami keluarga. (*)
| Pemerintah Diminta Segera Siapkan Hunian dan Trauma Healing untuk Korban Longsor Majenang |
|
|---|
| BREAKINGNEWS - 3 Korban Longsor Belum Ditemukan, Tim SAR Perpanjang Operasi Pencarian 3 Hari |
|
|---|
| Korban Longsor Cilacap akan Direlokasi ke Desa Jenang, Data Awal Ada 296 KK Terdampak |
|
|---|
| BREAKING NEWS: Dua Jenazah Korban Longsor Cilacap Ditemukan, 3 Masih Dalam Pencarian |
|
|---|
| Duh, Calon Tempat Relokasi Korban Longsor Cilacap Masuk Daerah Rawan Longsor. BNPB Lakukan Kajian |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/20112025-Tarkim-menunggui-pencarian-putrinya-yang-masih-tertimbun-longsor-majenang-longsor-cilacap.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.