Slamet Trail Run 2025
Ribuan Pelari 'Serbu' Lereng Slamet, Hotel di Purbalingga Penuh Sampai Meluber ke Rumah Warga
Gara-gara ajang lari lintas alam, hotel dan penginapan di Purbalingga ludes dipesan, bahkan warga sampai ikut menyewakan rumahnya untuk para peserta.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Fenomena luar biasa terjadi di Purbalingga akhir pekan ini. Bukan hanya kamar hotel dan homestay yang ludes tak bersisa, gelombang ribuan tamu bahkan sampai 'meluber' dan ditampung di rumah-rumah warga. Purbalingga mendadak menjadi lautan manusia, diserbu para pelari dari berbagai penjuru negeri hingga mancanegara.
Pemicunya adalah gelaran perdana Slamet Trail Run 2025. Ajang lari lintas alam yang menantang di lereng Gunung Slamet ini sukses menjelma menjadi magnet raksasa yang tak hanya menyedot antusiasme para atlet, tetapi juga memompa denyut perekonomian lokal hingga ke level tertinggi.
Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, yang turut melepas para peserta, menjadi saksi mata betapa dahsyatnya dampak ekonomi dari sebuah acara olahraga. Ia tak bisa menyembunyikan kegembiraannya melihat setiap sudut kotanya hidup.
Baca juga: Ribuan Pelari Serbu Lereng Slamet, Rumah Warga Desa Serang Mendadak Jadi Penginapan Dadakan
“Alhamdulillah, okupansi hotel dan penginapan di Purbalingga, khususnya di Kecamatan Karangreja, penuh sampai meluber. Hotel Owabong, Hotel Braling, dan penginapan lain semuanya penuh, bahkan sebagian peserta sampai menginap di rumah warga,” ujarnya, Minggu (19/10/2025).
Bagi Dimas, ini adalah bukti sahih bahwa konsep sport tourism atau pariwisata berbasis olahraga adalah formula jitu untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat. Ia pun berharap kesuksesan ini bukan yang terakhir kalinya.
“Ini bukti sport tourism bisa mendongkrak ekonomi masyarakat. Harapannya, Slamet Trail Run bisa jadi agenda rutin tiap tahun dengan peserta yang makin banyak dan suasana yang makin meriah,” katanya.
'Virus' Positif Akan Disebar ke Daerah Lain
Kesuksesan Purbalingga menjadi tuan rumah ini rupanya baru permulaan. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Muhammad Masrofi, menegaskan bahwa Slamet Trail Run adalah proyek percontohan yang akan 'ditularkan' ke daerah-daerah lain.
“Kami akan terus mengadakan kegiatan serupa karena tahun 2027 ditetapkan sebagai Tahun Pariwisata. Jadi, olahraga yang mendukung pariwisata seperti ini akan terus kita dorong,” jelasnya.
Masrofi melihat efek gandeng atau multiplier effect yang ditimbulkan begitu luar biasa. Perputaran uang tidak hanya terjadi di sektor akomodasi, tetapi juga merembet ke warung makan, pusat oleh-oleh, hingga jasa transportasi.
“Hotelnya penuh, kulinernya laris, penginapan ramai. Multiplier effect-nya luar biasa. Karena itu, kami akan melaksanakan kegiatan seperti ini secara bergiliran di kabupaten/kota lain,” ungkapnya.
Dengan diikuti sekitar 1.000 peserta yang menaklukkan tiga kategori lintasan (25K, 14K, dan 5K), ajang dengan slogan "Utamakan Slamet" ini telah menetapkan standar baru bagaimana sebuah event olahraga bisa menjadi berkah bagi seluruh denyut nadi kehidupan sebuah daerah.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.