Slamet Trail Run 2025

Ribuan Pelari 'Serbu' Lereng Slamet, Rumah Warga Desa Serang Mendadak Jadi Penginapan Dadakan

Berkah ajang lari lintas alam, Desa Serang kebanjiran tamu dari berbagai penjuru nusantara hingga penginapan dan rumah warga penuh sesak.

TRIBUN BANYUMAS/ FARAH ANIS RAHMAWATI
PENGINAPAN PENUH SESAK. Basecamp Teman Singgah di Desa Serang dipenuhi tenda para peserta Slamet Trail Run 2025 dari berbagai daerah, Minggu (19/10/2025). Ajang lari lintas alam ini membawa berkah ekonomi yang signifikan bagi sektor akomodasi dan UMKM di desa wisata tersebut. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Pemandangan tak biasa terlihat di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, akhir pekan ini. Bukan hanya penginapan dan homestay yang penuh sesak, bahkan rumah-rumah penduduk pun mendadak beralih fungsi menjadi penginapan dadakan. Desa sejuk di lereng Gunung Slamet itu tengah kebanjiran ribuan tamu dari berbagai penjuru Indonesia.

Biang keladinya adalah gelaran akbar Slamet Trail Run 2025. Ajang olahraga bergengsi ini tak hanya menjadi surga bagi para pelari lintas alam, tetapi juga membawa berkah rezeki yang melimpah ruah bagi perekonomian warga desa. Ratusan warung makan laris manis, dan setiap sudut yang bisa disewakan untuk beristirahat ludes dipesan.

Berkah Bagi Warga

Baca juga: Mahasiswa Zimbabwe Ikut Slamet Trail Run, Terpikat Keindahan Alam dan Keramahan Warga Purbalingga

Kepala Desa Serang, Sugito, mengungkap resep jitu di balik kesuksesan ini. Panitia sengaja tidak menyediakan konsumsi terpusat. Sebaliknya, setiap peserta dan panitia dibekali voucer yang bisa mereka belanjakan di warung-warung milik warga yang berjejer di kawasan wisata D’Las.

“Dengan demikian, diharapkan dampaknya akan langsung dirasakan oleh para pedagang,” jelas Sugito kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (19/10/2025).

Tak kurang dari 143 pelaku UMKM lokal merasakan langsung manisnya perputaran uang dari strategi ini. Namun, berkah tak berhenti di situ. “Homestay di Serang penuh, bahkan rumah-rumah warga dijadikan penginapan. Jadi bukan hanya pelaku UMKM, masyarakat yang menyewakan rumahnya juga ikut merasakan manfaat dari kegiatan ini,” ujarnya.

Harga Tak Naik

Di tengah lonjakan permintaan yang luar biasa, ada satu hal yang patut diacungi jempol dari warga Desa Serang: komitmen untuk tidak aji mumpung. Sugito dengan tegas memastikan tidak ada kenaikan harga sepeser pun, baik untuk makanan maupun penginapan.

“Kami tidak ingin warga terbiasa menaikkan harga setiap ada kegiatan besar. Jadi harga baik saat event maupun hari biasa tetap sama,” katanya.

Prinsip yang sama dipegang teguh oleh Aditya Pandu, pengelola Basecamp Teman Singgah. Tempatnya sudah ludes dipesan sejak akhir September. Tamu datang dari berbagai daerah, terjauh dari Kalimantan Timur hingga Tangerang.

“Antusiasmenya luar biasa. Dari awal Oktober sudah full booking, bahkan akhir September sudah banyak yang pesan," ungkapnya.

Biasanya hanya menampung 20 orang, kali ini basecamp-nya menerima hingga 50 tamu yang menginap di kamar, lesehan, hingga tenda. Meski permintaan terus berdatangan hingga malam hari, ia memilih membatasi jumlah demi kenyamanan. Dampak ekonominya pun merembet ke lingkungan sekitar.

"Biasanya toko-toko disekitar sini habis Isya udah tutup tapi karena suasananya ramai terus, jadi buka sampai malam. Keuntungan jelas beda dan cukup signifikan dibanding hari biasa,” ujarnya.

Kini, warga berharap denyut ekonomi yang begitu kencang ini bukan yang terakhir. Mereka menanti ajang seperti Slamet Trail Run bisa menjadi agenda tahunan yang tak hanya mendatangkan pundi-pundi rupiah, tetapi juga semakin memajukan pariwisata Desa Serang.

 

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved