Longsor Bukit Kapur Ajibarang

Apa Sebenarnya Penyebab Longsor Bukit Kapur Ajibarang Banyumas? Begini Analisis Akademisi Unsoed

Apa sebenarnya penyebab longsor bukit kapur di Ajibarang Banyumas? Begini kata Ketua Tim Pendirian Program Studi Teknik Pertambangan Unsoed.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK ADI CANDRA
PENYEBAB LONGSOR DARMAKRADENAN - Ketua Tim Pendirian Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ir Adi Candra ST MT memberi padangan soal longsor bukit kapur Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (30/10/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Kejadian tanah longsor di kawasan tambang batu kapur milik PT Sinar Tambang Artha Lestari (STAR) di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Minggu (26/10/2025) sore, memunculkan beragam spekulasi dari warga. 

Banyak yang menduga, pergerakan tanah tersebut berkaitan langsung dengan aktivitas penambangan di bukit tersebut.

Menanggapi hal itu, Ketua Tim Pendirian Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Ir Adi Candra ST MT, memberikan penjelasan ilmiah terkait kemungkinan penyebab longsor yang merusak tiga rumah dan memaksa 11 orang mengungsi.

Menurutnya, tanah longsor sebenarnya dapat terjadi di banyak tempat dengan berbagai jenis mekanisme. 

"Umumnya, kejadian longsor di Indonesia terjadi pada perbukitan yang memiliki kelerengan sedang sampai terjal," jelas Adi Candra kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (30/10/2025).

Baca juga: Longsor Bukit Kapur Ajibarang Banyumas Memaksa 11 Jiwa Mengungsi, Evakuasi Material Butuh 1 Bulan

Secara sederhana, lanjutnya, longsor terjadi ketika gaya penahan pada lereng tidak mampu menahan gaya luncuran yang disebabkan gravitasi sehingga material akan bergerak ke bawah.

Ia menjelaskan, ada dua faktor utama yang mempengaruhi terjadinya longsor, yaitu faktor alam dan faktor aktivitas manusia. 

Faktor alam meliputi besaran curah hujan, kemiringan lereng, kondisi geologi atau batuan, keberadaan struktur geologi seperti patahan atau retakan, serta kedalaman tanah sampai lapisan kedap.

Sementara, faktor manusia meliputi, penggunaan lahan, keberadaan infrastruktur, serta kepadatan permukiman.

Adi menjelaskan, lokasi longsor yang terjadi pada Minggu sore berada pada salah satu punggungan bukit yang memanjang ke arah barat-timur dengan sudut lereng yang terjal pada bagian utara dan selatan.

"Bukit tersebut terbentuk dari batupasir berukuran sedang sampai kasar yang berlapis-lapis dengan memiliki kandungan karbonat yang tinggi."

"Batupasir tersebut mengalami proses tektonik sehingga menjadi miring ke arah utara dengan kemiringan 45–48 derajat," ujarnya.

PT Sinar Tambang Artha Lestari melakukan penambangan pada bukit tersebut sebagai salah satu bahan pembuatan semen.

Namun, pada saat kejadian, aktivitas penambangan sedang berhenti karena hari libur dan kondisi cuaca pun sedang tidak hujan.

"Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa longsor tersebut terjadi karena aktivitas penambangan, apakah benar demikian adanya?" tanya dia.

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved