Berita Banyumas

Isu Pertamax Campur Air di SPBU Losari Banyumas, Tim Gabungan Ambil Sampel. Ini Hasil Pemeriksaannya

Tim gabungan mengambil sampel Pertamax di SPBU Losari Banyumas setelah viral dugaan Pertamax bercampur air. Ini hasil pengujiannya.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DOK BAGIAN PEREKONOMIAN SDA SETDA BANYUMAS
AMBIL SAMPEL - Tim gabungan dari Bagian Perekonomian Setda Banyumas, Pertamina Tegal, dan Hiswana Migas mengambil sampel Pertamax di SPBU Losari, Banyumas, Kamis (11/9/2025). Pengambilan sampel ini dilakukan setelah viral video dugaan Pertamax yang dijual SPBU ini tercampur air. 

"Awalnya, pada tanggal 8 September, ada konsumen datang ke SPBU mengeluh bahwa setelah mengisi Pertamax pada tanggal 5 September, keesokan harinya (motor) tidak bisa dinyalakan," ujar Esa.

Konsumen tersebut kemudian membawa sepeda motornya ke bengkel resmi untuk pemeriksaan menyeluruh. 

Hasilnya, ditemukan banyak air di dalam tangki sepeda motor.

"Pengelola SPBU kemudian mengecek CCTV dan benar, konsumen tersebut mengisi Pertamax Rp30 ribu pada tanggal 5 September sekitar pukul 17.05 WIB," katanya. 

Merespons laporan itu, pengelola SPBU bersama pihak Pertamina Patra Niaga melakukan investigasi memastikan kondisi bahan bakar yang disalurkan.

"Setelah dilakukan investigasi, tidak ditemukan air di dalam tangki penyimpanan Pertamax," kata Esa.

Baca juga: Warga Banyumas yang Taat Bayar PBB Berpeluang Dapat Hadiah Televisi Hingga Motor, Diundi Oktober

Lebih lanjut, untuk mengakomodasi keluhan serupa, pihak SPBU membuka posko pengaduan bagi konsumen. 

Namun, hingga saat ini, tidak ada satu pun laporan lain yang masuk.

"Kami juga membuka posko aduan di SPBU tapi sampai hari ini, tidak ada keluhan atau aduan dari konsumen lain yang mengalami kejadian serupa," terangnya.

Ia menegaskan, pengelola SPBU menjalankan prosedur operasional standar (SOP) secara ketat setiap hari.

"Setiap pagi, SOP-nya petugas melakukan uji air." 

"Kemudian, uji air juga dilakukan setiap dua jam," kata Esa.

Meski demikian, video berdurasi singkat di media sosial itu telah menimbulkan dampak ekonomi cukup besar bagi pengelola.

"Sejak tersebarnya informasi di TikTok, penjualan Pertamax menurun drastis dari 3.000 liter per hari menjadi 1.000 liter per hari," ujarnya. 

Esa menyebut, kerugian yang ditimbulkan mencapai puluhan juta rupiah. 

Ia berharap, laporan ke polisi bisa menjadi pelajaran agar pengguna media sosial lebih bijak dalam menyebarkan informasi.

Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Andryansyah Rithas Hasibun membenarkan adanya laporan tersebut dan menyatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan.

"Iya betul, kami masih melakukan pendalaman," kata Andryansyah. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved