Longsor Majenang
Kisah Cinta dan Pengorbanan, Pria Hilang Usai Selamatkan Istri di Longsor Cibeunying
Tak ada yang menyangka beberapa jam kemudian, tebing besar di belakang pemukiman longsor dan melumat kawasan itu hingga rata.
Ia tidak pernah meminta lebih.
Tidak pernah bertanya apakah rumahnya akan dibangun kembali, atau sampai kapan ia harus mengungsi.
Hanya satu hal yang ia inginkan menemukan Rusyanto dan segera menguburkannya.
Balai Desa Cibeunying kini menjadi tempat perlindungan bagi puluhan warga yang terdampak.
Ada 25 warga dari zona paling dekat tebing longsor yang memilih mengungsi.
Pada siang hari mereka biasanya kembali sebentar ke rumah untuk melihat situasi, lalu kembali lagi ke balai saat malam.
Kepala Desa Cibeunying, Lili Warli, juga ikut mengungsi bersama warga.
Ia memastikan kebutuhan dasar perlahan dipenuhi, meski masih ada keperluan penting yang belum tercukupi.
"Hal-hal kecil seperti jas hujan, senter, dan APD masih perlu.
Baca juga: Teka-teki Pria Ditemukan Tewas Tergantung di Kendal, Pisau Masih Tertancap di Dada
Termasuk kebutuhan anak seperti pampers," ujarnya.
Sebagian warga lain mengungsi ke rumah saudara, namun pemerintah desa memastikan semuanya akan mendapat bantuan.
"Tidak banyak yang bertahan (di rumah). Yang masih merasa aman saja yang tetap bertahan," kata Lili.
Tim SAR terus menyisir lapisan tanah yang tebal 5 sampai 7 meteran.
Kondisi cuaca tidak menentu yang kadang mendung kadang cerah.
Tari kembali menutup mulutnya, menahan tangis.
Ia hanya berbisik pelan pada Puryanti:
"Kalau bapak pulang, saya mau pulang juga," ucap dalam bahasa sunda. (jti)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/15112025-aerial-view-bencana-tanah-longsor-di-majenang-cilacap.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.