Purwokerto

Warga RI Rugi Rp7 Triliun Akibat Penipuan, OJK ke Mal Purwokerto Beberkan Modus Baru Pakai AI

Terungkap kerugian masyarakat akibat penipuan keuangan mencapai Rp7 triliun. OJK kini turun langsung ke pusat perbelanjaan untuk mengedukasi warga.

TRIBUN BANYUMAS/ PERMATA PUTRA SEJATI
PUNCAK BULAN INKLUSI. Jajaran OJK bersama Forkopimda Banyumas saat membuka Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 di Rita Supermall, Purwokerto, Sabtu (18/10/2025). Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat di Banyumas Raya serta mengedukasi warga agar terhindar dari penipuan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Sebuah fakta mencengangkan terungkap di tengah hiruk pikuk pusat perbelanjaan di Purwokerto. Sebanyak 300 ribu laporan penipuan berkedok keuangan telah masuk ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan total kerugian yang diderita masyarakat Indonesia mencapai angka fantastis: Rp7 triliun.

Ironisnya, para pelaku kini semakin canggih dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), dan mayoritas korbannya adalah ibu rumah tangga yang tergiur harga murah saat berbelanja online. Peringatan keras inilah yang melatarbelakangi OJK untuk 'turun gunung' langsung ke tengah masyarakat, salah satunya melalui gelaran Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 di Rita Supermall, Purwokerto, Sabtu (18/10/2025).

Di hadapan ratusan pengunjung mal, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, tak menutupi kegelisahannya.

Baca juga: Ngeri, Kerugian Warga Indonesia Akibat Penipuan Digital Capai Rp4,6 Triliun, OJK Kampanye Nasional

"Tingkat literasi keuangan suatu negara berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Tidak cukup hanya memiliki rekening, tapi harus bisa memanfaatkannya mengakselerasi ekonomi seperti UMKM dan pembiayaan produktif," jelas Friderica.

Serangan Darat Edukasi Keuangan

Acara puncak di mal ini hanyalah muara dari serangkaian 'serangan darat' edukasi yang telah digencarkan OJK Purwokerto sejak September lalu. Kepala OJK Purwokerto, Haramain Billady, menjelaskan bahwa timnya telah menyisir berbagai lapisan masyarakat, mulai dari mahasiswa, pelajar, penyandang disabilitas, hingga para prajurit TNI.

"Rangkaian ini merupakan bagian dari upaya kami agar masyarakat memahami produk dan layanan keuangan yang aman, inklusif, dan berkelanjutan," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com.

Kolaborasi bahkan dijalin hingga ke lingkungan militer. Pimpinan Korem 071/Wijayakusuma, Kolonel Inf Lukman Hakim, menyambut baik edukasi tentang bahaya pinjaman dan judi online ilegal bagi para anggotanya.

"Ini momen penting untuk meningkatkan literasi keuangan di wilayah Korem 071 agar masyarakat lebih waspada terhadap jebakan keuangan ilegal," katanya.

Dukungan penuh juga datang dari pemerintah daerah. Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, yang turut hadir, menekankan agar edukasi semacam ini tidak berhenti sebagai acara seremonial.

"Yang penting masyarakat kita cerdas, tidak mudah ditipu, terutama oleh judi online. Mari perkuat sinergi dan ekonomi lokal. Dengan kolaborasi, saya yakin Banyumas bisa menjadi wilayah yang inklusif," tegasnya.

Di tengah pameran yang diikuti 16 lembaga jasa keuangan dan 10 UMKM lokal, peringatan dari Friderica kembali menggema. Dengan tingkat literasi keuangan nasional yang baru mencapai 66 persen, lubang bagi para penipu untuk beraksi masih sangat lebar.

"Masih banyak masyarakat yang terjebak dalam penipuan. Hingga kini sudah ada 300 ribu laporan kasus penipuan keuangan dengan total kerugian mencapai Rp7 triliun," ungkapnya.

Melalui upaya jemput bola ini, OJK berharap masyarakat tidak hanya sekadar membuka rekening, tetapi juga cerdas dalam menggunakannya, dan yang terpenting, kebal dari berbagai modus penipuan yang kian mengkhawatirkan.

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved