Berita Jateng
Menjelajah Kampung Budha di Desa Terpencil Banyumas, Umat Islam Hanya 2 KK
Dusun ini bernama asli Dusun Plandi yang lokasinya berada di perbatasan wilayah Banyumas, Banjarnegara, dan Kebumen.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS- Di tengah hutan belantara milik perhutani di wilayah Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, sebuah kampung dikenal dengan sebutan Dusun Buddha.
Seperti julukannya, mayoritas warga di dusun ini beragama Buddha.
Dusun ini bernama asli Dusun Plandi yang lokasinya berada di perbatasan wilayah Banyumas, Banjarnegara, dan Kebumen.
Menuju dusun ini harus melalui medan menantang. Jalan naik, turun, dan berkelok, dan hampir tak ada penerangan saat malam hari.
Hutan pinus yang ada di kanan dan kiri jalan menambah horor suasana saat melintas.
Cerita warga, lokasi Dusun Plandi yang tersembunti menjadi tempat persembunyian para tentara saat zaman penjajahan.
Ketua Vihara Dusun Plandi, Tukiran mengungkapkan, Dusun Plandi dibangun Mbah Sawitanom yang tinggal bersama istri dan lima anaknya.
Dalam perkembangannya, penduduk Dusun Plandi terus bertambah. Ditambah ada warga dari luar yang datang ke dusun tersebut.
Mayoritas penduduk Dusun Plandi beragam Buddha.
Muslim 2 KK
Agama Budha masuk ke Dusun Plandi konon dibawa menantu Mbah Sawitanom, Darmo Suwito, asal Kebumen.
Mbah Sawitanom yang semula menganut kepercayaan naluri pun akhirnya memutuskan beragam Buddha.
Sampai saat ini ada 42 kepala keluarga (KK) yang menghuni Dusun Plandi dan hampir semuanya Budha.
“Yang tinggal di sini, rata-rata masih ada hubungan keluarga (dengan Mbah Sawitanom). Hanya 2 KK yang beragama Islam," kata Tukiran.
Dusun Plandi memiliki dua vihara, yakni Vihara Metta Bhumi dan Vihara Graha Bhavana untuk ibadah umat.
Vihara Graha Bhavana yang berada di pintu masuk dusun adalah pengembangan dari Vihara Metta Bhumi.
Di tempat yang luas dan megah ini, warga mengadakan persembahyangan, pembacaan Paritta setiam Kamis malam, dan Sekolah Minggu.
Di depan Vihara Graha Bhavana terdapat makam Mbah Sawitanom dan istri, Darmo Suwito, dan cucu Mbah Sawitanom
Tukiran menyampaikan, lokasi Dusun Plandi yang tenang dan terpencil menjadi tempat favorit untuk meditasi.
Warga Plandi sangat menjunjung tinggi kerukunan dan nilai kegotong-royongan.
"Gotong-royong masyarakat di sini masih kental. Misalnya, saat membuat rumah dan membangun jalan," ujarnya. (Imah Masitoh)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.