Berita Nasioanal

Duh, Beras Impor Bulog 100.000 Ton Lebih Terancam Tak Layak Dikonsumsi, Kerugian Ditaksir Rp 1,2 T

Editor: Rustam Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI BERAS BULOG- Petugas Bulog mengecek stok beras di Gudang Bulog Blora, Rabu (6/8/2025).

Salah satunya, beras harus dipastikan tidak terkontaminasi aflatoksin atau zat berbahaya lainnya.

Jika sudah tercemar, maka beras tersebut tidak boleh digunakan bahkan untuk pakan sekalipun.

Alternatif lain, beras disposal dapat diproses menjadi bahan baku industri etanol.

Hanya saja, di Indonesia industri etanol berbasis beras masih sangat jarang.

Baca juga: Kronologi Seorang Anak di Bobotsari Purbalingga Bakar Rumah Orangtuanya, Kesal Tak Diberi Uang

Dengan kata lain, disposal menunjukkan bahwa beras tersebut sudah tidak memiliki nilai ekonomis sebagai pangan, dan hanya bisa digunakan untuk fungsi alternatif yang sangat terbatas, bahkan berisiko tidak terpakai sama sekali jika kualitasnya terlalu buruk. 

“Lalu alternatif lainnya beras tersebut digunakan untuk bahan baku, etanol misalnya. Jadi itu, jadi dalam arti disposal itu beras tersebut tidak bisa lagi digunakan sesuai dengan tujuan semula,” ucap Dwi.

“Kalau tercemar aflatoksin enggak bisa digunakan untuk pakan juga. Sehingga satu-satunya yang bisa digunakan untuk industri etanol. Industri etanol di Indonesia yang berbahan baku beras sangat-sangat jarang,” lanjutnya.

Harga Beras Premium Naik

Di sisi lain, harga beras di pasaran kembali merangkak naik meski Badan Pangan Nasional (Bapanas) baru saja menetapkan aturan baru mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium.

Aziz (23) Pedagang beras di kawasan Beji Timur, Depok, merasakan langsung dampak naiknya harga beras dalam beberapa pekan terakhir.

“Dari sebulan yang lalu lah naik, sempat turun, sekarang naik lagi. Pernahnya waktu awal-awal tuh ada Rp 12.000-Rp 14.000-an, sekarang udah naik lagi ,” ujar Aziz, seperti dikutip Kompas.com di tokonya, Rabu (27/8/2025). 

Menurut Aziz, harga beras yang berlaku di tokonya saat ini relatif sama dengan wilayah lain di Pulau Jawa.

Beras premium rata-rata sudah menyentuh Rp 15.000 per kilogram (kg), sementara beras medium sekitar Rp 12.000- Rp 13.000 per kg. 

Baca juga: Tingkatkan Kompetensi Kebahasaan, FKIP UMP Jalin Kerja Sama Strategis dengan Balai Bahasa Jateng

“Kalau di sini paling sama sih harganya. Sama, harga Rp 14.000-Rp 15.000-an juga,” kata dia.

Sejak Awal Juli Aziz mengakui, kenaikan harga beras membuat pembeli kerap melontarkan keluhan.

Halaman
123

Berita Terkini