Salah satu yang setia menanti adalah Sumiati.
Ia merupakan kerabat dari Sarwoyo dan Muhyadi, dua korban yang berasal dari desa yang sama.
Ia menceritakan betapa beratnya penantian yang dirasakan oleh para istri dan anak korban.
“Kasian itu istri sama anaknya nangis terus, dari semalam enggak tidur," terangnya saat dijumpai di lokasi, Senin (4/8/2025).
Kondisi serupa kini tentu juga dirasakan oleh keluarga Tedi Setiawan di Majenang.
Harapan mereka kini bercampur aduk antara keinginan korban ditemukan dalam keadaan selamat.
Dan sebuah kepasrahan jika memang takdir berkata lain.
“Minta doanya aja ya mba, semoga bisa segera ditemukan, syukur-syukur dalam keadaan selamat."
"Kalau memang enggak, ya semoga segera ditemukan jasad nya,” pungkas Sumiati.
Menjawab kecemasan dari pihak keluarga, tim SAR gabungan terus bekerja tanpa lelah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga, Prayitno, menyatakan bahwa proses pencarian akan terus dilanjutkan.
“Pencarian masih akan dilanjutkan terhitung enam hari, mulai dari hari H kejadian,” katanya.
Sebanyak 80 personel dan lima perahu karet dikerahkan dalam operasi pencarian ini.
Area penyisiran di Sungai Klawing pun sangat luas, bahkan sampai ke wilayah Adipala.
Tragedi ini bermula pada Minggu (3/8/2025) malam.
Saat itu, enam pekerja proyek penguatan tebing Sungai Klawing tiba-tiba diterjang oleh banjir bandang.
Tiga pekerja berhasil selamat setelah dievakuasi pada Senin dini hari.
Namun tiga lainnya, termasuk Sarwoyo, terseret oleh arus deras dan dinyatakan hilang.
Kini, sementara satu keluarga telah mendapat kepastian, perjuangan tim SAR dan penantian dua keluarga lain belum berakhir.