Suborini mengatakan, pengalaman itu meninggalkan kesan mendalam meski tuan rumah telah meminta maaf.
"Saya merasa bahwa perempuan tidak diberi kesempatan untuk berbicara, padahal saya ke sana dibayar untuk bicara. Ini sebuah diskriminasi yang turun-temurun," tambahnya. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepala Dinas di Jateng Dilarang Beri Sambutan karena Perempuan, "Kalau Tak Boleh, Saya Pulang"".