Berita Grobogan

Legenda Ki Ageng Selo, 'Orang Sakti' Penangkap Petir, Ternyata Keturunan Raja Brawijaya V

Penulis: Fachri Sakti N
Editor: Rustam Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KI AGENG SELO - Sampul Buku Ki Ageng Selo karangan T Wedy Utomo.

TRIBUNBANYUMAS.COM, GROBOGAN – Dalam cerita turun temurun, sosok Ki Ageng Selo, digambarkan sebagai tokoh legendaris yang mampu menangkap bledek (petir) di sawah.

Bahkan, gambar petir yang ditangkap Ki Ageng Selo dapat disaksikan dalam bentuk ukiran di Lawang Bledheg Masjid Agung Demak (pintu Masjid Agung Demak).

Dikisahkan, Ki Ageng Selo menangkap petir saat sedang mencangkul di sawah.

Di mana, Petir yang menyambar berwujud naga dan ditangkap oleh Ki Ageng Selo, kemudian diikat pada pohon Gandrik dan dibawa ke Sultan Demak.

Dalam perjalanan, wujud naga berubah menjadi seorang kakek. 

Nama Ki Ageng Selo, kini dipakai untuk sebuah nama desa di Kabupaten Grobogan, yakni Desa Selo, berada di Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan.

Di mana, di desa tersebut, konon juga ada makam Ki Ageng Selo.

Hebatnya, Ki Ageng Selo tak hanya dikenal sebagai 'petani' yang dapat menangkap bledek, tapi juga  dikenal sebagai leluhur raja-raja Kesultanan Mataram Islam.

Baca juga: Jubir PPP Sambut Baik Nama Anies Baswedan Masuk Bursa Caketum: Kalau Anies Siap, Kader Akan Dorong

Ia, juga dikenal sebagai penjaga nilai-nilai moral dan spiritual masyarakat Jawa.

Ajaran-ajarannya yang disebut 'Pepali Ki Ageng Selo' merupakan warisan kebijaksanaan yang hingga kini masih hidup dalam tradisi dan budaya masyarakat Jawa, khususnya dalam ranah etika, spiritualitas, dan hubungan sosial.

Menurut Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rokhim Rekso Hastono, juru kunci makam Ki Ageng Selo, inti dari ajaran pepali adalah tentang pentingnya ilmu sebagai pegangan hidup.

"Ki Ageng Selo memiliki keyakinan orang hidup harus punya pegangan, yaitu ilmu. Pada masa itu Ki Ageng Selo dengan jerih payahnya mencari ilmu dan berharap apa yang diminta bisa tercapai," ujarnya kepada TribunJateng.com.

SEJARAH KI AGENG SELO - Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rokhim Rekso Hastono, juru kunci makam Ki Ageng Selo. KRT Rokhim menyebut sosok Ki Ageng Selo, tak hanya dikenal sebagai leluhur raja-raja Kesultanan Mataram Islam, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai moral dan spiritual masyarakat Jawa.

Nilai-nilai luhur dalam pepali diajarkan Ki Ageng Selo melalui berbagai medium, termasuk tembang Jawa seperti Dhandanggulo dan Megatruh yang memuat nasihat tentang moralitas birokrasi, hubungan pemimpin dan rakyat, hingga kehidupan sosial. 

"Dalam Dhandanggulo Pepali Ki Ageng Selo, beliau mengajarkan nilai-nilai moral dalam birokrasi, hubungan rakyat dan pemimpin. Juga nasihat-nasihat lain tentang kehidupan,” tutur KRT Rokhim.

Tak hanya lewat kata, Ki Ageng Selo juga menggunakan tradisi dan simbol budaya sebagai sarana dakwah. 

Baca juga: Jeritan Hati Warga Langganan Rob di Kendal, Warsiti dan Keluarga Memilih Tidur di Perahu

Halaman
12

Berita Terkini