TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Sebanyak 155 sapi di Banyumas, Jawa Tengah, positif terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).
Selain PMK, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) juga mencatat adanya 37 ternak yang menderita cacar sapi/kerbau atau Lumpy Skin Disease (LSD).
"Dari ternak yang terkena PMK, terdapat enam ternak yang dijual, tujuh ternak yang mati, dan dua ternak sudah sembuh," kata Kepala Dinkannak Banyumas Sulistiono, Rabu (15/1/2025).
Sulistiono mengatakan, data PMK dan LSD itu dicatat sejak awal tahun 2025 hingga Selasa (14/1/2025) kemarin.
Baca juga: Evaluasi Pilkada Banyumas 2024, Regulasi Kampanye Kotak Kosong tak Jelas, Politik Uang Masih Lumrah
Dia mengatakan, saat ini, pihaknya sedang mengambil vaksin PMK di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.
"Hari ini, kami mengambil vaksin dari provinsi, dropping tahap pertama sebanyak 1.900 dosis, itu target pelaksanaannya sampai dengan 31 Januari."
"Nanti, dilanjutkan tahap kedua, pada bulan Februari, sebanyak 2.100 dosis," terangnya.
Pemberian vaksin terhadap ternak di Banyumas ini merupakan antisipasi meluasnya kasus PMK di wilayah tersebut.
Perketat Lalu Lintas Ternak
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar meminta Dinkannak meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas ternak untuk mengantisipasi PMK.
"Kami sudah minta meningkatkan pengawasan pergerakan hewan-hewan ternak, dari mana pun. Lalu lintas hewan harus diperhatikan," kata Iwanuddin, Rabu.
Baca juga: Video Banjir di Banyumas Berdampak Pada 1.564 Jiwa, Beberapa Keluarga Memilih Mengungsi ke Saudara
Iwanuddin mengatakan, lalu lintas ternak di Banyumas biasanya melibatkan keluar masuk ternak melalui Kabupaten Kebumen dan Bumiayu, yang meliputi Kabupaten Brebes, Purbalingga, dan Cilacap.
Dari pengawasan itu, apabila terjadi sesuatu hal yang mendesak maka akan dilakukan tindakan kedaruratan atas PMK pada ternak itu.
Terkait pencegahan PMK lewat vaksin, Iwanuddin akan membawa masalah ini dalam rapat masalah pangan di tingkat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Besok, ada rapat pangan di provinsi, ini masalah akan saya bawa supaya daerah-daerah yang berpotensi ada PMK, lebih baik divaksin semua," terangnya. (*)