Pahala mengungkapkan, kasus phantom billing ini melibatkan banyak pihak.
Bahkan, di satu rumah sakit yang berstatus swasta, ada delapan orang yang diduga terlibat, termasuk pemilik.
"Banyak (yang terlibat), dari pemilik, ada keluarganya, dokter, delapan sepertinya. Intinya, ini enggak mungkin sendiri," kata Pahala.
Baca juga: Siap-siap, Bikin SIM Harus Terdaftar sebagai Peserta BPJS Kesehatan atau JKN. Uji Coba Mulai 1 Juli
Uang panas hasil klaim fiktif kemudian mengalir ke rekening rumah sakit yang dikuasai pemiliknya.
Uang tersebut bisa juga mengalir ke para dokter yang diminta membuat dokumen palsu.
"Ya, dokternya enggak tahu. Kita mesti lihat perannya kayak apa, mungkin dia dibayar sebagai dokter biasa, dipaksa cuma bikin dokumen," tutur Pahala.
KPK pun telah sepakat mengusut kasus klaim fiktif tersebut.
Apabila pelakunya tidak memenuhi unsur penyelenggara negara, KPK akan melimpahkan ke aparat penegak hukum lain.
BPKP Siap Hitung Kerugian Negara
Sementara itu, Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi Agustina Arumsari atau Sari menyatakan, pihaknya siap membantu perhitungan kerugian negara akibat skandal tersebut.
Sari mengingatkan, selain terdapat Permenkes Nomor 16 tahun 2019, masih terdapat Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
"Kalau terkait dengan penyimpangan yang merugikan keuangan negara tentu ini akan menjadi ranah tindak pidana korupsi," ujar Sari.
Baca juga: Iuran Tapera Bakal Menambah Potongan Gaji Karyawan Per Bulan, Mulai Pajak hingga Macam-macam BPJS
Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan, Mundiharno mengeklaim, tidak ada pegawainya yang terlibat dalam skandal ini.
Ia mengatakan, dugaan fraud ini justru pertama kali diungkap pegawai BPJS Kesehatan yang turun ke lapangan, melakukan verifikasi ke pasien.
"Kalau sampai terjadi ditemukan pegawai yang melakukan itu sudah pasti dikenakan sanksi berat," ujar Mundi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Skandal Klaim Fiktif ke BPJS, Pemilik RS hingga Keluarganya Diduga Terlibat".
Baca juga: Apes, Dua Jambret di Semarang Babak Belur Dihajar Warga setelah Korban Teriak Minta Tolong
Baca juga: Ingin Mengulang Kemenangan Pilkada Kendal 2015, Mirna Berharap Rekomendasi PKB