TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Harga beras yang terus melejit membuat pedagang di pasar tradisional di Kota Semarang menjerit.
Bahkan, belum genap setengah bulan, pedagang mengatakan, harga beras di bulan Februari sudah naik lima kali.
Rusmiyati, satu di antara pedagang di Pasar Surtikanti, Bulu Lor, Kota Semarang, mengatakan, kenaikan bertahap, mulai dari Rp2 ribu hingga Rp5 ribu per sak.
"Kami setiap beli (kulak) pasti naik. Tanggal 29 bulan Januari kemarin, (harga beras) itu per sak isi 25 kg masih Rp340.000."
"Kemudian, naik sampai saya kulak lagi tanggal 5 bulan Februari itu, harganya sudah Rp360.000."
"Terus, tanggal 7 (Februari) jadi Rp362.000, tanggal 8 jadi Rp365.000, dan kemarin tanggal 9 sudah Rp370.000."
"Ini saya pesan lagi untuk diantar besok Senin, itu harganya sudah Rp376.000 per sak," kata Rusmiyati sembari menunjukkan nota pembelian beras dari toko langganannya, Sabtu (10/2/2024).
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Pemerintah Hentikan Sementara Penyaluran Bansos Bantuan Beras
Rusmiyati tak habis pikir dengan kenaikan harga beras yang terus terjadi.
Menurutnya, kenaikan harga ini sudah di atas kewajaran.
Dia pun mendapat protes dari para pembeli.
"Saya memang selalu simpan nota pembelian biar bisa menyesuaikan harga. Ini saya cek kok harganya naik terus. Tiap beli naik, kadang kenaikannya Rp5.000, terkadang lebih. Padahal, harga ini belum termasuk ongkos kuli panggul," keluhnya.
Rusmiyati mengatakan, dengan kenaikan harga itu, dia kini menjual beras dengan harga terendah mulai Rp15.500 sampai Rp16.000/kg.
"Kalau beras medium, harganya sudah Rp16.500 per kilo. Ya sudah, memang harganya segitu, mau sedia stok juga tidak bisa karena tidak ada modal. Saya kulak sekitar tiga hari sekali atau sesuai pesanan," ungkapnya.
Baca juga: TPS di Kota Semarang Bakal Dinilai, yang Unik Menarik Partisipasi Pemilih di Pemilu 2024 Jadi Juara
Keluhan serupa disampaikan Dwi, pedagang beras di Pasar Karangayu Semarang.
Dia menyebutkan, harga beras medium saat ini Rp16.000/kg.