Terkait hal ini, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, perlu peningkatan literasi keuangan di masyarakat.
Setiap masyarakat seharusnya tahu jika ada pinjaman uang dengan instan dan minim persyaratan tentunya ada risiko yang akan ditanggung di kemudian hari.
"Pada saat ada pinjamannya mudah gitu ya hanya dalam hitungan detik misalnya, dan lain-lain, tapi sebetulnya ada risiko yang juga mereka harus diketahui."
"Nah, ini sosialisasi-sosialisasi terkait ini bersama dengan OJK dan tim percepatan akses keuangan daerah juga terus kami lakukan," tutur Sri.
Di sisi lain, pemerintah daerah juga terus mengupayakan membuat program yang mampu meningkatkan pendapatan di masyarakat.
Misalnya, pemberian pinjaman melalui Bank DKI bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi binaan Dinas PPKUKM DKI Jakarta.
"Tentu secara teori, jika pendapatannya sudah cukup tentu mereka tidak perlu melakukan pinjaman sehingga kita fokus ke perkembangan UMKM, bagaimana mereka keweirausahaan dan lain-lain."
"Saya kira, itu menjadi fokus penguatan ekonomi di Jakarta," jelas Sri. (*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Utang Pinjol Warga Jakarta Capai Rp 10 triliun, APBD Yogyakarta Kalah Tidak Ada Apa-apanya.
Baca juga: Tiket Tribun Timur Laga PSIS vs Persebaya di Jatidiri Dijual Offline, Bisa Dibeli Mulai Hari Ini
Baca juga: 160 Botol Arak Bali Disita Bea Cukai Kudus, Diamankan saat Tiba di Agen Jasa Pengiriman di Gebog