Jadi, itu menjadi peran penting dalam usaha kopi saya ini," katanya.
Di Pemprov, ia mengikuti pelatihan secara berjenjang. Di antara manajeman pemasaran, dengan memanfaatkan media sosial.
"Saya diajari bagaimana beriklan yang efektif di media sosial dan lain sebagainya," ucapnya, warga Kecamatan Tersono, Batang.
Saat ini, ia mendirikan KUB (kelompok usaha bersama) dan melakukan pendampingan kepada sekitar 3000 petani kopi.
"Omzet dulunya Rp15 juta per bulan, naiknya hampir 1000 persen. Dan, sekarang berkembang dari kopi ke usaha yang lain, seperti emping dan jajanan," tandasnya. (*)
Baca juga: Produk UMKM Purbalingga Diserbu Pengunjung di Bursa KUKM 2023