TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kartu keluarga (KK) belum berumur satu tahun menjadi satu di antara kendala yang ditemui di hari pertama pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Semarang, Kamis (15/6/2023).
Selain itu, sempat juga terjadi server down sehingga calon pendaftar tak bisa mengakses sementara dan menghambat proses pendaftaran.
PPDB SMA negeri di Jawa Tengah dibuka 15-23 Juni 2023.
Hari pertama PPDB SMA negeri di Jawa Tengah dimulai dengan penuh antusias.
"Hari ini, dari seksi informasi, saya sudah menerima semua keluh kesahnya adalah KK yang belum satu tahun."
"Mereka tidak bisa daftar zonasi karena persyaratannya di sistem, KK harus setahun per 27 Juni," tutur Dhidik Joko Purnomo, Seksi Informasi PPDB SMAN 1 Semarang, Kamis (15/6/2023).
Baca juga: Siap-siap! PPDB SMA/SMK Negeri di Jateng Dibuka 15 Juni 2023, Berikut Cara dan Jadwal Lengkapnya
Dhidik menjelaskan, beberapa calon peserta didik diketahui menetap di zona tersebut dengan keluarga namun kartu keluarga mereka belum ada setahun.
"Ada yang benar di wilayah itu hanya KK-nya pecah karena kakaknya menikah. Masalah itu ada semua," imbuhnya.
Dikutip dari Kompas.com, di hari pertama pendaftaran, ada puluhan calon peserta didik datang ke SMA Negeri 1 Semarang untuk verifikasi berkas.
Panitia PPDB SMAN 1 Semarang menyediakan enam loket untuk memproses pengajuan akun dan verifikasi berkas.
Mulai dari loket jalur zonasi, prestasi, afirmasi, hingga perpindahan tugas orangtua.
Para calon peserta didik memadati aula utama sekolah sejak pukul 08.00 WIB.
Mereka dilayani hingga pukul 15.30 WIB.
"Hari ini, ada 200 peserta tetapi baru 130 yang terverifikasi," lanjutnya.
Di samping itu, terdapat hambatan server melambat karena banyaknya akun yang mengakses website secara bersamaan.
"Kalau dari kami, tadi, kendala sistem enggak begitu berarti. Hanya saja, ada data-data di jam crowded, itu tadi ada data yang harusnya dia masuk DTKS tapi ternyata tidak masuk," katanya.
Baca juga: SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah Hanya Menyerap 42 Persen Lulusan SMP, Begini Solusi Disdikbud Jateng
Selain kendala terkait sitem, pihaknya mendapati informasi ketidaksamaan nomor induk siswa (NIS) yang diinput di server dengan yang ada di SKL.
Sehingga, calon peserta didik bingung karena namanya tidak terdata di database Jateng.
"Maka, solusinya, kami carikan by name di sistem. Sehingga, nanti, kami pakai NIS yang terdata di sistem dan bisa melanjutkan pendaftarannya," tuturnya.
Menurutnya, NIS yang berbeda itu bisa terjadi karena adanya kesalahan input oleh pihak SMP, mengingat angka depan dan angka belakang itu sama, dan hanya angka di tengah yang berbeda.
"Kemudian, kami minta CPD memperbaiki ke sekolah yang bersangkutan karena ini nanti akan digunakan di ijazah hingga SMS.
Pihaknya menjelaskan, bila NISN sudah ditemukan maka calon peserta didik dapat melanjutkan pengajuan akun.
"Bisa, jadi kami meminta peserta didik memperbaiki dokumennya ke sekolah yang bersangkutan karena ini menyangkut ijazahnya nanti."
"Kalau itu salah sampai SMA, tidak terdata sebagai siswa, kan bahaya. Ijazah kan SMP lihatnya SD. SMA lihat SMP," jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Semarang Kusno berharap, pelayanan yang diberikan dapat membantu kelancaran PPDB bagi calon peserta didik di Semarang yang mengalami kesulitan.
"Terus, yang keempat, harapan kami, bapak ibu orangtua siswa calon pendaftar itu juga terus memantau perkembangan putra-putrinya yang sedang mendaftar di SMAN 1."
"Kami yakin dan kami percaya bahwa orangtua siswa calon siswa baru di Kota Semarang, khususnya Jawa Tengah pada umumnya, sudah membaca dengan baik juknis yang diberikan oleh Pemprov Jateng," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Pertama PPDB Jateng, Banyak Kendala KK Belum Setahun".
Baca juga: Janji Viktor Axelsen Jika Hattrick Juara Indonesia Open, Pakai Outfit Jumatan: Baju Koko Plus Sarung
Baca juga: Siap-siap, Jembatan Sumurpanggang di Pantura Tegal Bakal Dibongkar Sebagian: Contraflow Juli-Agustus