Gempa Turki

UPDATE Gempa Turki: Korban Tewas Mencapai 40.918 Orang, UNICEF Khawatirkan Anak-anak Terdampak

Editor: rika irawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pelayat menghadiri pemakaman tujuh siswa Siprus yang tewas dalam gempa bumi Turki, Jumat (10/2/2023), di Famagusta, di negara bagian Siprus Turki yang memisahkan diri di Siprus utara. Gempa berkekuatan 7,8 SR di Turki, Senin (6/2/2023), telah merenggut lebih dari 40 ribu jiwa di Turki dan Suriah.

TRIBUNBANYUMAS.COM - Jumlah korban tewas gempa Turki dan Suriah terus meningkat. Hingga Rabu (15/2/2023), korban tewas di dua negara itu mencapai 40.918 orang.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, jumlah korban tewas resmi di Turki mencapai 35.418 orang.

Sementara, korban Suriah telah meningkat menjadi lebih dari 5.500, menurut badan kemanusiaan PBB.

Jutaan anak membutuhkan bantuan kemanusiaan.

UNICEF mencatat, 4,6 juta anak tinggal di 10 provinsi Turki yang hancur karena gempa.

"Ada 2,5 juta anak terkena dampak di Suriah," ungkap UNICEF.

"UNICEF khawatir, ribuan anak telah terbunuh," kata Juru bicara UNICEF, James Elder, dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Bocah 9 Tahun Selamat dalam Pelukan Ibunya yang Tewas di Reruntuhan Bangunan Akibat Gempa Turki

Baca juga: Turki dalam Keadaan Darurat: Terjadi Bentrok dan Penjarahan akibat Stok Makanan Menipis Pascagempa

Elder memperingatkan bahwa bahkan tanpa angka yang diverifikasi, secara tragis, jelas bahwa angka tersebut akan terus bertambah.

Sementara, menurut laporan TRT, para tim penyelamat berhasil menyelamatkan Muhammed Cafer Cetin (18) dari puing-puing banguan, 198 jam setelah gempa menghancurkan tempat tinggalnya.

Butuh Pengetatan Aturan Konstruksi

Erdogan mengatakan, penegakan peraturan bangunan yang lebih ketat diperlukan di negara itu setelah gempa kuat yang mengguncang Turki selatan, pekan lalu, menewaskan puluhan ribu orang.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Erdogan mengatakan, bangunan yang runtuh mengingatkan pemerintah akan perlunya aturan konstruksi yang lebih ketat.

Dia menambahkan, pemerintahnya akan terus bekerja sampai orang terakhir diselamatkan dari reruntuhan di daerah yang dilanda gempa.

Lebih Banyak Bantuan Mencapai Suriah

Sementara, bantuan untuk korban gempa terus berdatangan.

Sebuah pesawat bantuan Saudi yang membawa 35 ton makanan dan bantuan lain tiba di Bandara Internasional Aleppo di Suriah pada Selasa (14/2/2023).

Kelompok relawan yang bekerja di Suriah mendesak peningkatan dukungan internasional.

Presiden Suriah Bashar al-Assad setuju membuka lebih banyak penyeberangan perbatasan dengan Turki sehingga bantuan dapat disalurkan ke daerah-daerah terdampak gempa.

Baca juga: Ahli Geologi Ungkap Penyebab Banyak Bangunan Luluh Lantak akibat Gempa Turki-Suriah

Baca juga: Hanya Sempat Bawa HP, Mahasiswa Asal Semarang di Turki Mengaku Butuh Bantuan Pakaian Pascagempa

Sementara, seorang aktivis dan penduduk Idlid, Abdulkafi Alhamdo mengatakan, petugas penyelamat masih terus mencari korban selamat di bawah reruntuhan.

"(Bahkan) saat peluang untuk mendapatkan orang hidup hampir nol," katanya.

"Orang-orang yang selamat dari bencana ini telah kehilangan segalanya," katanya.

Dia mengatakan, PBB 'sangat terlambat' dalam menanggapi kebutuhan rakyat.

"Mereka membutuhkan tenda, karpet, selimut, makanan, perawatan medis," tambah Alhmado.

Aktivis tersebut mencatat juga bahwa dukungan psikologis diperlukan untuk mengatasi trauma mental. (Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Gempa Turki-Suriah: Total Korban Tewas Capai 40.918 Orang.

Baca juga: Jelang KLB PSSI, Pegiat Sepak Bola di Solo Harapkan Ketum Berintegritas dan Bebas Jabatan Politik

Baca juga: 5 Rumah di Jatiyoso Karanganyar Rusak Akibat Longsor: 15 Orang Mengungsi, Beras untuk Hajatan Amblas

Berita Terkini