Berita Banyumas

Jateng Selatan Punya Potensi Besar Bidang Maritim, Anggota DPD RI: Cukup dari Tanjung Intan Cilacap

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara Focus Group Discussion (FGD) soal pengembangan ekonomi di Jawa Tengah bersama para pemateri dari Bank Indonesia, GM Bandara Yogyakarta Internasional Airports (YIA), dan sejumlah akademisi, di Kampus Unsoed Purwokerto, Kamis (2/6/2022).

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Anggota DPD RI Abdul Kholik mengungkapkan, perekonomian Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan masih potensial dikembangkan.

Satu di antaranya, pengembangan bidang maritim lewat Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.

Hal ini disampaikan Kholik dalam Focus Group Discussion (FGD) terkait prospek pengembangan dan pemerataan ekonomi di Jawa Tengah, yang berlangsung di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (2/6/2022).

Kholik yang hadir secara virtual menjadi pemateri bersama sejumlah tokoh, di antaranya dari Bank Indonesia, GM Bandara Yogyakarta Internasional Airports (YIA) dan sejumlah akademisi.

Menurut Kholik, pengembangan kasawan ekonomi di Jateng dapat dibuat dalam tiga poros utama atau zona, yakni, Jateng utara, Jateng bagian selatan, dan Jateneg bagian timur.

Baca juga: Gubernur Ganjar: Bandara JB Soedirman Purbalingga, Impian Warga Selatan Jateng Sejak Dulu Kala

Baca juga: Tol Solo-Yogya Yang Terkoneksi hingga Cilacap Diharapkan Dongkrak Ekonomi Kawasan Selatan Jateng

Baca juga: Lantik Rektor Unsoed Purwokerto, Nadiem Minta Sodiq Ciptakan Iklim Belajar Aman dari Kekerasan

Baca juga: Unsoed Purwokerto Banyumas Tambah 2 Profesor, Rektor: Kampus Harus Jadi Rumah Inovasi

Jateng utara, menurut Kholik, melingkupi seluruh wilayah yang mempunya pantai di utara Jawa Tengah.

Jateng selatan adalah Banyumas Raya dan Kedu. Sementara, Jateng Timur adalah Solo Raya.

"Namun demikian, dari semua sektor potensi unggulan, ada satu sektor yang sama sekali belum bisa dimaksimalkan, yaitu sektor maritim Jateng, khususnya Selatan," kata Kholiq.

Ia mengatakan, pada Jateng utara, fokus perekonomian ada di industri manufaktur dan agro maritim.

Sementara itu, poros selatan, sebagai kawasan agrowisata dan manufaktur, dan Jateng bagian timur, dengan metropolitan dan aglomerasi.

"Kenapa tiga poros ini, karena sejalan dengan perspektif pengembangan pusat pertumbuhan."

"Jateng selatan kuat di wisata, agro, maritim, wisata Borobudur, Dieng, Baturraden. Adanya nilai tambah kalau saling berkolaborasi akan jauh lebih besar."

"Contohnya, kita punya Sungai Serayu, tapi belum bisa menjual itu. Solusinya adalah desentralisasi mandiri," jelasnya.

Ia juga memaparkan, salah satu yang menjadi sorotan adalah bagaimana mengoptimalkan keberadaan Bandara Yogyakarta Internasional Airports (YIA).

"Bandara YIA harus dioptimalkan. Jateng selatan tidak perlu bandara besar. Kalau mau pakai tol bisa, cuma satu jam, dan sangat visible kalau pakai bandara."

"Kalau mau membangun bandara besar, sangat berat," ungkapnya.

Namun, di Jateng bagian selatan, dikatakannya, keberadaan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, dianggap jauh punya prospek.

"Cukup dari Tanjung Intan kalau nyambung logistik bagian Jateng selatan," katanya.

Baca juga: Termakan Hoaks Tanggul Tanjung Emas Semarang Jebol Lagi, Ribuan Karyawan Berlarian Keluar Pabrik

Baca juga: Pembangunan Jembatan Baru Juwana, Jembatan Lama Dibongkar, Bupati Minta Jalur Alternatif Disiapkan!

Baca juga: 2.000 Jemaah Calon Haji Asal Jateng dan DIY Gagal Berangkat ke Tanah Suci

Baca juga: Truk Beton Nyasar ke Perkampungan di Gringsing Batang Dini Hari, Sopir Mengaku Diarahkan Wanita

Sementara itu, General Manager YIA Agus Pandu Purnama menambahkan, bandara besar tersebut memiliki kapasitas 20 juta penumpang setiap tahunnya dan dapat memperluas jangkauan hingga ke kawasan Jateng selatan.

"Keberadaan bandara di Kulonprogo akan melebihi luas sampai Jateng selatan, yang dibangun dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahunnya."

"Bandara YIA adalah bandara terbesar yang dibangun Angkasa Pura 1, artinya, potensinya ada dan jangkauannya diperluas," ungkap dia.

Agus menyebut, perlu adanya penguatan produk lokal melalui lalu lintas kargo dan memberikan ruang UMKM di kawasan khusus.

Selain itu, pihaknya berharap, produk UMKM Jateng selatan dapat masuk juga di Bandara YIA. (Tribunbanyumas/jti)

Berita Terkini