TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Sebanyak 13 ekor sapi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, terindikasi terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sapi-sapi tersebut berasal dari tiga kandang ternak di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Batang, Tersono, dan Warungasem.
Setelah mendapatkan laporan dari masyarakat dan petugas lapangan terkait temuan ini, tim Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Batang langsung menerjunkan tim untuk melakukan pemeriksaan.
"Di Batang, muncul pertama ternak yang terindikasi PMK itu di Dukuh Krengseng, Desa Rowobelang, Kecamatan Batang."
"Kemudian, di Rejosari Barat, Kecamatan Tersono. Terbaru, di Desa Menguneng, Kecamatan Warungasem."
"Kemarin, ada enam ekor, dan hari ini, kami ada cek lagi sekitar tujuh ekor terindikasi. Jadi, totalnya, ada 13 ekor terindikasi PMK," ungkap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkanak Batang, Syam Manohara, seusai pemeriksaan hewan di Desa Menguneng, Selasa (17/5/2022).
Baca juga: Polda Jateng Temukan 59 Hewan Ternak di 4 Kabupaten Positif Penyakit Mulut dan Kuku, 3 Mati
Baca juga: Penyakit Mulut dan Kuku Menjangkiti Hewan Ternak di Jateng, Ganjar Instruksikan Ini
Baca juga: Masih Ada 5 Perlintasan Sebidang KA Tanpa Palang Pintu di Batang, Apa Respons Dishub?
Baca juga: 32 Desa di Batang Bakal Gelar Pilkades Serentak 2022, Berikut Tahapannya
Menurut Syam, sample pemeriksaan 13 ekor sapi yang terindikasi PMK tersebut telah dikirim ke Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta untuk diuji laboratorium.
"Kami melakukan pengecekan dan pengamatan, ternyata ada menunjukkan gejala klinis berupa hipersalivasi atau berliur tanpa henti, lesu atau sariawan di mulut, dan hidung."
"Pengecekan di tujuh ekor hari ini, empat ekor terindikasi lesu dan hipersalivasi di seluruhnya," terangnya.
Berdasarkan keterangan pemilik kandang, empat ekor sapi terindikasi PMK itu didapatkan dari Jawa Timur.
Kemudian, tiga sapi, baru datang dari Kajen, Kabupaten Pekalongan. Dilihat dari jenisnya, tiga sapi ini diduga juga berasal dari Jawa Timur.
"Karena saat ini, memang di Jawa Timur, PMK sedang mewabah," ujarnya.
Ia menambahkan, PMK tidak menular kepada manusia namun manusia bisa menjadi pembawa penyakit tersebut kepada hewan.
Untuk mengantisipasi penyebaran, Syam pun memberikan edukasi kepada pemilik kandang atau peternak untuk tidak mengeluarkan hewan yang terindikasi PMK.
"Selain itu, juga kandang disemprot disinfektan setiap hari dan ternak diberi vitamin setiap hari," sarannya. (*)
Baca juga: Membanggakan! Atlet Downhill Jepara Andy Yoga Sumbang Perak untuk Indonesia di SEA Games 2021
Baca juga: 200 Anak Berkebutuhan Khusus Banyumas Ikuti Pesonas, Bupati Husein Berharap Peserta Bergembira
Baca juga: Cegah Hepatitis Akut pada Anak, Dinkes Purbalingga Minta Orangtua Pastikan Kebersihan Alat Makan
Baca juga: Pertamina Siapkan Aplikasi My Pertamina untuk Kontrol Distribusi Pertalite