TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Kain luwur atau penutup Makam Sunan Kudus mulai dirangkai. Ada 34 orang yang bertugas sebagai rewang perangkai luwur.
Mereka tampak begitu sibuk merangkai kain mori hingga menjadi luwur utuh di sebuah tajuk di Kompleks Makam Sunan Kudus, Senin (16/8/2021).
Prosesi penggantian luwur di Makam Sunan Kudus merupakan agenda tahunan yang puncaknya 10 Muharram.
Ini merupakan tahun kedua ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Oleh sebab itu, panitia memastikan, setiap rewang yang bertugas dalam prosesi buka luwur Sunan Kudus harus memakai masker.
Baca juga: Ngurusnya Tidak Susah, Bupati Kudus Ajak Pelaku Usaha Daftarkan Karyawan ke BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid Baru 22 Persen, Bupati Kudus Belum Syaratkan Pengunjung Mal Wajib Vaksin
Baca juga: Belum Berani Gelar Sekolah Tatap Muka, Disdikpora Kudus Tunggu Izin dari Bupati
Baca juga: Bahas Perubahan APBD 2021, Bupati Kudus Pastikan Tak Ada Anggaran untuk Persiku dan Aspirasi DPRD
Tidak hanya itu, para rewang yang dipilih juga sudah divaksin Covid-19.
"Untuk tahun ini, seluruh panitia yang terlibat diwajibkan seluruhnya divaksin. Makanya, sebelum acara buka luwur dari menara, kami kerja sama dengan TNI menyelenggarakan vaksinasi. Paling utama untuk panitia dan rewang yang terlibat. Semua harus vaksin demi keamanan," ujar Humas Buka Luwur Sunan Kudus, Muhammad Kharis, saat ditemui di lokasi.
Untuk luwur, penutup Makam Sunan Kudus menghabiskan kain sepanjang 1.500 meter.
Untuk menyulapnya menjadi luwur utuh, dibutuhkan waktu empat hari. Terhitung sejak kemarin, Minggu (15/8/2021), luwur baru akan selesai dikerjakan pada Rabu (18/8/2021).
Puncaknya, yakni pemasangan luwur pada Kamis (19/8/2021) atau tepat 10 Muharram 1443 hijriah.
Luwur di Makam Sunan Kudus terdiri atas bermacam motif. Mulai dari unthuk banyu, wiru, kompol, hingga langitan.
Jika digabungkan, secara keseluruhan, merupakan bagian dari luwur makam Sunan Kudus.
"Acara puncak hari Kamis untuk pemasangan langitan," katanya.
Kharis memastikan, bentuk luwur tidak pernah berubah. Untuk itu, sebelum memulai merangkai luwur baru, pasti ada pelatihan dari para sesepuh, perihal bentuk luwur sejak masa lalu.
"Untuk menjaga tradisi luwur agar ditransformasi sesepuh kepada yang lebih muda," kata dia.
Para rewang sebelum merangkai luwur terlebih dulu berwudu. Hal itu demi menjaga kesucian dan selama di area makam para rewang menjaga kesopanan.
"Di area makam intinya panitia bersikap sopan. Ketika batal wudu nanti wudu kembali. Intinya, kami menghormati," kata dia.
Baca juga: Ganti Upacara, Pemkab Banjarnegara Minta Warga Ambil Sikap Sempurna saat 17 Agustus Pukul 10.17
Baca juga: Program KKN Rampung, 137 Mahasiswa UMP Lepas Status Relawan di Pusat Isolasi Covid Banyumas
Baca juga: Ayah di Semarang Ini Tega Aniaya Anak hingga Tewas, Berawal Kesal sama Istri hingga Soal Telur Asin
Baca juga: Banyak Versi Logo Pemkab Kebumen Beredar di Dunia Maya, Bupati: Yang Benar Mengandung 12 Poin