TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Peristiwa pembubaran pentas kuda lumping di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, pada Sabtu (12/6/2021) oleh pihak kepolisian, menuai reaksi keras Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.
Budhi menyayangkan sikap aparat keamanan yang membubarkan warganya saat menyaksikan hiburan rakyat kuda lumping itu.
Budhi mulanya mengetahui kabar itu dari anak buahnya.
Baca juga: Polisi Sebut Angka Kematian Akibat Covid Capai 192 Kasus, Bupati Banjarnegara: Itu Provokatif
Baca juga: Tubuh Murtinah Merasa Sudah Terlalu Kebal, Cerita Pemulung Asal Banjarnegara Ini Tetap Sehat
Baca juga: Begini Cerita Yayuk, Sukses Kelola Sekolah Satu Atap di Banjarnegara, Tempatnya Jadi Percontohan
Baca juga: 57 Warga Ponpes di Banjarnegara Positif Covid-19, Bupati: Orangtua Tidak Perlu Panik
Dia tampak tak terima lantaran polisi dalam membubarkan massa, menyampaikan data yang dianggapnya meresahkan masyarakat.
Dia menilai data angka Covid-19 yang disampaikan polisi justru terkesan menakut-nakuti.
"Disampaikan yang terpapar 250 orang, yang meninggal 192 orang."
"Itu tentu sangat meresahkan," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (15/6/2021).
Budhi ke lokasi tempat dibubarkannya pentas kuda lumping pada malam itu juga.
Dia ke sana untuk memastikan kondisi warganya.
Dia mendapati informasi beberapa warganya atau panitia acara dibawa ke Polres Banjarnegara untuk dimintai keterangan.
Dia pun menjemput warganya langsung ke Mapolres hingga mereka dipulangkan malam itu juga.
Budhi mengatakan, dengan alasan Covid-19, polisi harusnya tak gegabah membubarkan kegiatan masyarakat.
Dia mengatakan, dalam PPKM Mikro itu, diatur kegiatan masyarakat, termasuk kegiatan seni budaya diperbolehkan untuk digelar, namun dengan pembatasan sesuai protokol kesehatan.
Harusnya, kata dia, aparat kepolisian tinggal menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait aturan itu.
Dia mencontohkan, saat pentas kuda lumping yang mengundang kerumunan, jika ditemukan pelanggaran prokes, polisi mestinya bisa mengingatkan panitia atau penonton agar mematuhi sesuai ketentuan PPKM Mikro.
"Tidak semuanya main bubarkan, tidak benar itu."
"Harusnya diedukasi, kalau kerumunan ya diingatkan bagaimana agar bisa renggang (jaga jarak)," katanya.
Pihak kepolisian sampai saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut. (Khoirul Muzakki)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Begal dan Pembakar Driver Ojol di Flyover Brebes, Begini Cerita Aksi Kejinya
Baca juga: Kisah Sukses Petani di Kejajar Wonosobo, Berangkat Haji dan Kuliahkan Anak Menjadi Dokter
Baca juga: Terungkap, Pegawai Lapas Purwokerto Ini Sejak Lama Jadi Sorotan, Sering Bertindak Indisipliner
Baca juga: Dua Pria Ini Beli Obat Psikotropika Secara Online, Ditangkap di Desa Candiwulan Purbalingga