TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Pengajian virtual Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) mengakhiri rangkaian Peringatan Hari Jadi ke 450 Kabupaten Banjarnegara, Jumat (26/2/2021).
Pada kegiatan itu, Gus Miftah menyampaikan ceramah keagamaan yang diikuti masyarakat Banjarnegara secara online.
Pengajian digelar secara online mengingat masih dalam situasi pandemi.
Baca juga: Rumah Tuheri Hanya Tersisa Puing Kayu Sisa Kebakaran, Dua Warga Lawen Banjarnegara Alami Luka Bakar
Baca juga: BPS: Kondisi Ekonomi di Banjarnegara Lebih Baik Dibanding Provinsi Maupun Nasional
Baca juga: Kisah Pencuri Makanan yang Babak Belur Dimassa, Kini Nyantri di Ponpes Alif Baa Banjarnegara
Baca juga: Belajar dari Peristiwa Pekerja Tersengat Listrik di Banjarnegara, PLN: Tolong Lapor Biar Aman Semua
Menurut Gus Miftah, wabah adalah ujian untuk umat manusia saat ini.
Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai hal, termasuk rasa takut, kekurangan harta, dan kematian.
Miftah pun sempat mendapat curhatan dari ustaz atau kiai kampung yang mengeluhkan larangan berkumpul.
Padahal, kegiatan keagamaan biasanya yang diampu kiai atau ustaz biasa mengumpulkan banyak orang atau jamaah.
Menghadapi masa sulit itu, Miftah lebih mengajak umat untuk bersabar dan bersyukur kepada Allah.
Dia bahkan dalam setahun ini, harus membatalkan rencana kedatangannya di seribu lebih tempat yang mengundangnya karena pandemi.
“Kiai juga diuji, selepas HUT Banjarnegara (tahun lalu), lebih dari seribu lokasi cancel."
"Tetapi saya syukuri,” katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (27/2/2021).
Miftah ternyata berhasil mengambil hikmah karena rasa syukur atas musibah ini.
Ia merasa sekarang lebih bugar dan kuat secara fisik karena bisa memanfaatkan waktu-waktu kosongnya dengan berolahraga.
Aktivitas itu mungkin suit dilakukannya jika jadwal pengajian offline nya sangat padat.
Seberat apapun ujian pandemi ini, yang pasti, kata dia, Allah tidak akan menguji hamba-Nya melebihi batas kemampuannya.
“Karena Allah tahu masih kuat."
"Karena Allah tahu semua masih mampu, maka kondisi (Covid-29) ini belum berakhir,” katanya.
Di tengah kondisi sulit karena pandemi, Gus Miftah justru mengajak umat untuk optimis menatap kemenangan.
Ia menganalogikan pandemi Covid-19 dengan puasa yang mengharuskan seorang menahan nafsu dan lapar.
Tidak ada puasa yang tak diakiri dengan buka dengan anugerah kenikmatan lebih.
Tidak ada puasa (Ramadan) yang tidak ditutup dengan hari kemenangan (Lebaran) yang disambut penuh suka cita umat.
Ia yakin, “Hari Kemenangan” itu akan datang jika masyarakat berhasil melewati situasi pandemi Covid-19 dengan rasa sabar dan syukur.
Kemenangan itu akan dirasakan umat yang ketika musibah datang padanya, ia berucap, semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah (Innalillahi wainna ilaihi Rojiun).
“Kedepankan bersyukur, kurangi mengeluh,” katanya. (Khoirul Muzakki)
Baca juga: Bupati Kebumen Sudah Siapkan Festival Anggaran, Arif Sugiyanto: Berikut Program Kerjanya
Baca juga: Bayar Pajak Kendaraan Bisa Dilakukan di Akhir Pekan, Mobil Samson Hadir di Rumdin Bupati Kebumen
Baca juga: Begini Cara Guru SMP Negeri Satu Atap 1 Cilacap Buang Kejenuhan Siswa Akibat Belajar Daring
Baca juga: Siswa TPQ Asal Banjarnegara Tenggelam di Pantai Congot Cilacap, Begini Kronologinya