"Informasinya, api sudah padam. Tapi, perlu pendinginan agar jangan sampai merambat ke kios lain," ujar dia.
Djati mengerahkan semua unit kendaraan pemadam kebakaran untuk membantu pemadaman api.
Pihaknya juga dibantu beberapa unit pemadam kebakaran dari Djarum dan Nojorono pemadaman.
"Semua dikerahkan ini untuk membantu pemadaman," ujar dia.
Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Rabu 17 Februari 2021 Rp 1.890.000 Per 2 Gram
Baca juga: Jangan Langsung ke Pengadilan Agama, Manfaatkan Konseling Nikah di KUA saat Ada Masalah Keluarga
Baca juga: 17 Bupati Terpilih Hasil Pilkada 2020 di Jateng Dilantik Pekan Depan, Pemprov Tunggu Juknis
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Budi Waluyo menyebutkan kesulitan pemadaman api karena pintu masuknya yang sempit.
"Celah pintu masuknya ini sempit jadi menyulitkan pemadam," ujarnya.
5. Tak dilindungi asuransi.
Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, kebakaran yang terjadi di Pasar Kliwon meludeskan beberapa kios.
Sayangnya, pusat grosir terbesar di Pantura Timur tersebut belum terlindungi asuransi.
Saat ini, pihaknya masih melakukan proses lelang asuransi untuk tahun 2021.
"Sekarang kondisinya tidak ada asuransi, masih proses lelang. Asuransinya berakhir Desember 2020 kemarin," ujar dia.
Dia berharap, pedagang yang mengalami kerugian atas kebakaran tersebut terlindungi asuransi mandiri.
"Biasanya, pedagang punya asuransi, mudah-mudahan mereka punya," ujar dia. (tribunbanyumas.com/raka f pujangga)