TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN – Calon Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyoroti tak adanya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang melayani calon pemilih di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen maupun di RSUD dr Soeratno Gemolong.
"Evaluasi penyelenggaraan, kami minta teman-teman di KPU lebih bersiap. Seperti tadi, di rumah sakit, petugas KPPS tidak ada yang datang ke dua RS daerah kita," kata Yuni, Rabu (9/12/2020)
"Tidak ada surat suaranya. Padahal, pasien di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen ada 100 orang dan dokter sudah siap, perawat sudah siap. Tapi, petugas tidak ada yang datang" imbuhnya.
Baca juga: Polres Sragen Bekuk 10 Pengedar Obat Terlarang, Beli di Apotek Pakai Resep Dokter Palsu
Baca juga: Ayah Asal Sragen Ini Syok Mengetahui Anak Semata Wayang Tewas Kecelakaan setelah Lihat Media Sosial
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkab Sragen Kewalahan Sediakan Tempat Karantina Pasien
Baca juga: Harus Dicontoh, Warga Katelan Sragen Tak Jauhi Pasien Covid-19 Malah Bergantian Cukupi Kebutuhan
Calon kepala daerah petahana itu pun menyayangkan adanya pemilih yang tidak bisa menggunakan hak suaranya karena tak dilayani petugas KPPS.
Yuni mengatakan, seharusnya, ada solusi bagi pasien di rumah sakit yang ingin menggunakan hak pilihnya.
Padahal, di tempat karantina pasien Covid-19 di Technopark Ganesha Sukowati, ada layanan pemungutan suara.
"Di sana (Technopark) sudah ada simulasi sebelumnya dan di Technopark tadi bisa (dilayani). Tapi, di rumah sakit yang lain tidak bisa padahal janjinya dari KPU kemarin, siap menyelenggarakan (pemungutan suara) di RS," lanjut Yuni.
Sementara itu, untuk rumah sakit swasta, Yuni belum mendapatkan laporan apakah terjadi hal yang sama.
Sementara, pelaksanaan pemungutan suara di Technopark Ganesha Sukowati Sragen sempat diwarnai aksi protes dari pemilih.
Aksi protes terjadi karena proses pemungutan suara sempat akan dihentikan Ketua KPU Sragen Minarso.
Ini terjadi lantaran petugas KPPS tidak datang sejak pagi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Sragen Minarso, menyampaikan, pihaknya sudah berkali-kali melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan dan para petugas.
"Jika seandainya benar, tidak ada yang datang (ke rumah sakit), ini adalah fakta. Jadi, kemarin sudah berkoordinasi berkali-kali dengan pihak dinas kesehatan dan KPU, PPK, PPS, dan KPPS. Muncul berbagai macam alasan, terutama masalah kekhawatiran tertular Covid-19. Sebenarnya, kemarin kami tegaskan sudah siap tapi ternyata masalah di lapangan banyak," terang Minarso saat dikonfirmasi.
Baca juga: Hasil Pilkada Kebumen 2020: Kotak Kosong Raih Suara Terbanyak di Kecamatan Sempor dan Gombong
Baca juga: Beredar Foto Surat Perintah Penyidikan untuk Menteri BUMN Erick Thohir, KPK: Itu Hoaks
Baca juga: Gaco PDI Perjuangan Menangi Pilkada di 17 Wilayah di Jateng, Bambang Pacul: Kerja Mesin Partai Solid
Baca juga: Harga Bahan Pokok Mulai Naik Jelang Nataru, Pemkab Purbalingga Siapkan Skenario Operasi Pasar
Alasan lain, menurut Minarso, pemilih di rumah sakit dan pemilih di tempat isolasi, baru bisa dilayani manakala daftar pemilih tetap (DPT) di TPS resmi telah terlayani semuanya.
"Pukul 12.00-13.00 WIB, petugas baru bersiap berangkat ke rumah sakit ataupun tempat isolasi. Itu kan juga butuh waktu," kata Minarso.