"Saya bilang ke Ibu, ayo ke makam Bapak untuk melaksanakan wisuda bareng. Tapi, Ibu enggak kuat. Saya tanya kenapa, (karena) sedang di posisi antara sedih dan bahagia. Sedih melihat wisuda tanpa ayah, bahagia anaknya wisuda tepat waktu. Ibu memutuskan tidak ikut," kata Nadif.
Lebih lanjut Nadif mengatakan, prosesi wisuda di makam sang ayah sekaligus untuk menebus rasa bersalahnya.
Pasalnya, ketika sang ayah meninggal dunia, Nadif sedang mengikuti acara organisasi di luar kota.
"Sebelum meninggal, via telepon, ayah menginginkan saya pulang. Tapi, saya lagi ngurus kegiatan 10 hari full, jadi memutuskan tidak pulang. Kegiatan hari terakhir saya ke Semarang, pagi harinya, ayah enggak ada," ujar Nadif.
Baca juga: Pemuda Ini Tak Berkutik saat Anggota Polres Kebumen Temukan Pipet Kaca Berisi Sisa Sabu Ada di Tas
Baca juga: Dinkes Jateng Klaim Tes Covid-19 di Wilayahnya Tinggi, Capai 67.000 Tes dalam Sepekan
Baca juga: Sempat Ditempatkan di Sel Laki-laki, Millen Cyrus Akhirnya Dipindah ke Sel Khusus
Baca juga: 65 WNI Ditahan di Malaysia, Terjaring Operasi Penegakan Terpadu Imigrasi
"Itu salah satu penyesalan saya yang mendalam bagi seorang aktivis yang terlalu memperjuangkan kepentingan umum. Ini pelajaran buat teman-teman semua, bagaimanapun, keluarga adalah prioritas utama, keluarga adalah tempat kita pulang," pesan Nadif.
Menurut Nadif, orangtua akan sangat bangga ketika melihat anaknya menyelesaikan studi tepat waktu dan memperolah hasil yang memuaskan.
"Orangtua mungkin tidak bangga ketika saya pernah jadi Presiden BEM, karena tidak tahu. Orangtua lebih bangga ketika lulus tepat waktu dan hasilnya bagus. Alhamdulillah, IPK saya 3,4," kata Nadif.
Setelah merampungkan studi S1, Nadif rencananya melanjutkan jenjang S2. Hal itu tak terlepas dari amanat almarhum ayah.
"Seminggu sebelum ayah meninggal, pesan intinya bisa lanjut kuliah lagi. 'Ayahmu ini udah bodoh, minim pendidikan', ayah enggak mau anak-anaknya mengalami hal yang sama, harus lanjut S2. Saya rencana mau ambil hukum ekonomi sama magister manajemen, kepenginnya ngambil dua-duanya," ujar Nadif. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa IAIN Purwokerto Ikuti Wisuda Virtual Seorang Diri di Makam Ayah, Nadif: Benar-benar Trenyuh".