"Saya ini apalah, pecahan beling saja. Kalau ujung-ujungnya belatung nangkalah. Cuma karena saya menjabarkan saja perintahnya Presiden, ya saya laksanakan. Saya tunduk dan taat... jadilah abdi negara yang Rastra Sewakottama."
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - "Saya kan agak-agak goblok jadi Kapolri, cuma Kapolri saja goblok. Biarpun saya goblok saja (jadi) Kapolri, gimana kalau saya pinter? Gitu ya kan?", seloroh Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz.
Guyonan ini dilontarkan Kapolri Idham Aziz saat memberikan sambutan dalam rangkaian acara HUT ke-74 Bhayangkara di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).
Idham menyebutkan, dirinya kurang pintar meskipun telah menjabat sebagai orang nomor satu di institusi Polri.
"Saya kan agak-agak goblok jadi Kapolri. Cuma Kapolri saja goblok," seloroh Idham yang langsung disambut tawa peserta.
• Kapolri Idham Azis Ungkap Kelakuan Buruk 4.700 Polisi, Lakukan Hal Ini Demi Jabatan
• Ikut Unggah Guyon Gus Dur Tiga Polisi Jujur di Twitter, Anita Wahid: Aku Bakal Diperiksa Nggak?
• 8 Jenderal Kuat Masuk Bursa Calon Kapolri, Ada Nama Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfhi
• Kapolri Idham Aziz Mutasi 120 Perwira Polisi, Terdiri dari Pamen dan Pati
Selorohan itu berawal ketika Idham menyinggung tema peringatan HUT Bhayangkara tahun ini, yakni "Kamtibmas Kondusif Masyarakat Semakin Produktif".
Idham mengatakan, tema tersebut mengundang pertanyaan dari sejumlah pihak.
"Terus saya bilang, sudah bagus itu dikasih tema," celoteh Idham.
Idham kemudian membongkar sosok di balik ide tema tersebut, yakni Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Sutrisno Yudi Hermawan.
Meski demikian, Idham berpandangan, tema itu memang sudah sesuai dengan apa yang sedang dan akan dilakukan Polri ke depan.
Pada masa pandemi virus corona seperti saat ini, masyarakat membutuhkan bantuan dari Polri.
Kemudian, Idham menyinggung perihal program pembagian beras yang dilakukan personelnya di sejumlah wilayah di Indonesia.
Ia juga menyebut bahwa program bagi-bagi beras itu bukan idenya.
"Itu juga bukan program saya. Saya ini apalah, pecahan beling saja. Kalau ujung-ujungnya belatung nangkalah," seloroh Idham.
"Cuma karena saya menjabarkan saja perintahnya Presiden, ya saya laksanakan. Saya tunduk dan taat seperti bahasa beliau tadi, jadilah abdi negara yang Rastra Sewakottama," lanjut dia.
Dilansir dari laman resmi Polri, Rastra Sewakottama merupakan lambang polisi yang menjadi bagian dalam pedoman hidup Polri, Tribrata.
Lambang polisi itu memiliki arti "Polri adalah abdi utama daripada nusa dan bangsa".
Idham pun mengucapkan terima kasih kepada Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono yang telah mencetuskan program pembagian beras tersebut.
Pada saat itu juga, Idham melontarkan guyonan soal dirinya sendiri.
"Yang konsep itu Pak Wakapolri. Saya kan agak-agak goblok jadi Kapolri, cuma Kapolri saja goblok. Biarpun saya goblok saja (jadi) Kapolri, gimana kalau saya pinter? Gitu ya kan?" ucap Idham yang disambut tawa para hadirin.
Guyonan Gus Dur 'Hanya Ada Tiga Polisi Jujur'
Teroisah, Ismail Ahmad, seorang pemuda di Kepulauan Sula, Maluku Utara, harus berurusan dengan kepolisian setempat setelah mengunggah guyon atau joke dari Presiden ke-4 Republik Indonesia (RI) Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang tiga polisi jujur.
Pemuda itu sempat dibawa ke kantor Polres Kepulauan Sula, guna menjalani pemeriksaan dan klarifikasi.
Aksi kepolisian yang bertindak cepat dengan memanggil dan memeriksa Ismail Ahmad ini mendapat tanggapan luas dari masyarakat.
Di antaranya adalah putri ketiga Gus Dur, Anita Wahid, yang juga turut menanggapi pemeriksaan terhadap Ismail Ahmad itu.
Ia kembali mengunggah meme guyon Gus Dur tentang tiga polisi jujur tersebut di akkun twitternya @AnitaWahid.
Meme tersebut disertai caption: "Kalo aku unggah ini, aku bakal diperiksa nggak?" disertai emoticon wajah tersenyum dengan menutup mulut.
Ia melanjutkan, dengan mengunggah meme lain dengan konten senada.
Lalu disertai dengan caption: "Atau yang ini, seperti yang diunggah oleh Ismail Ahmad di akun fesbuknya."
Tak hanya itu, aktivis anti korupsi itu kemudian juga mengunggah meme bergambar mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian, disertai dengan caption: "Lha kalo yang ini gimana?"
Anita Wahid merasa heran dengan logika kepolisian yang bertindak cepat dengan memeriksa Ismail Ahmad tersebut.
Karena itu, ia pun bertanya kepada netizen, bangunan logika Polri sehingga bergerak cepat memeriksa pengunggah guyonan Gus Dur tentang tiga polisi jujur itu.
"Ada yang bisa bantu jelasin gak? Biar aku gak diperiksa, gitu lho gaes... soalnya mumet aku dengan logika ini," tulisnya.
Cuitan Anita Wahid ini mendapat berbagai ribuan respon dari warganet.
Akun Twitter @Habib_Maslahul menulis: "Pak Tito kok nggak diciduk ya?"
Lalu, akun @JimmyHerdyansy4: "Tak takoke ro @DivHumas_Polri mbak."
Tak hanya Anita, putri Gus Dur lainnya, Alissa Wahid juga memberikan respon melalui surat, yang tersebar melalui jejaring Gusdurian.
Diketahui, putri kedua Gus Dur itu memang sebagai aktivis dan Koordinator Nasional GUSDURian.
Alissa pun menyatakan sikap GUSDURian terhadap kasus pemeriksaan Ismail Ahmad oleh kepolisian, karena mengunggah guyonan Gus Dur tentang tiga polisi jujur.
Jaringan GUSDURian sebagai kelompok yang berjuang meneruskan perjuangan Gus Dur menyatakan sikap sebagai berikut:
Pertama, mengapresiasi Ismail Ahmad yang menggunakan hak konstitusionalnya sebagai warga negara dengan cara mengekspresikan dan menyatakan pendapatnya melalui platform media sosial.
Kedua, meminta aparat penegak hukum untuk tidak mengintimidasi warga negara yang mengekspresikan dan menyatakan pendapat melalui media apapun.
Kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat adalah hak konstitusional yang wajib dilindungi oleh aparat penegak hukum.
Penggunaan Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tidaklah tepat karena pasal pencemaran baik hanya berlaku untuk subjek perseorangan, bukan terkait dengan lembaga apalagi pemerintah.
Ketiga, meminta lembaga legislatif untuk mengevaluasi, merevisi, dan/atau bahkan menghapus UU ITE yang sering disalahgunakan untuk membungkam kebebasan berpendapat dan berekspresi di Indonesia.
Keempat, mengajak kepada seluruh GUSDURian dan masyarakat Indonesia untuk terus mendukung iklim demokrasi yang sehat, salah satunya dengan terus membuka ruang kritik yang membangun tanpa merasa terancam.
Surat berjudul PERNYATAAN SIKAP JARINGAN GUSDURIAN MELAWAN MELALUI LELUCON itu dikonfirmasi Presidium Gusdurian Jateng, Yunantyo Adi, sebagai pernyataan sikap resmi jaringan Gusdurian.
"Iya benar, itu dari mbak Alissa Wahid," katanya, Kamis (18/6/2020). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenderal Idham Azis: Saya Agak-agak Goblok Jadi Kapolri..."
• Jokowi Marah, Semprot Menteri dalam Rapat Kabinet: Saya Jengkel, Krisis tapi Dianggap Biasa
• Sejumlah Daerah di Jateng Masuk Zona Kuning dan Hijau Covid-19, Tak Disangka Begini Respon Ganjar
• Begini Syarat Penerapan New Normal Menurut WHO dan Bappenas, Daerah Mana Sudah Siap?
• Pemkab Banyumas Gelar Swab Test Massal Selama 20 Hari, Simak Jadwal Berikut Ini