Kades Rabak, Tusyanto, menyebut, terdapat seorang provokator yang memprovokasi warga Desa Rabak datang ke balai desa untuk melakukan demo. "Sesuai arahan Camat semalam, saya diminta tidak menemui. Karena ada pantauan (bahwa ada provokator) itu."
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Warga Desa Rabak, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga geruduk kantor balai desa setempat, untuk meminta penjelasan kepada Kades, terkait dugaan penyelewengan dana, Selasa (30/6/2020) malam.
Saat warga menggeruduk balai desa, Kepala Desa (Kades) Rabak, Tusyanto, menghilang dan tak bisa dihubungi.
Tusyanto mengatakan, ia sengaja tak menemui warga, karena mengikuti arahan dari Camat Kalimanah.
Menurutnya, ada provokator yang memprovokasi warga agar menggeruduk balai desa.
• Kantor Desa Rabak Digeruduk Warga, Kades Tak Bisa Dihubungi, Dugaan Penyelewengan Tiga Sumber Dana
• Sempat Syuting 150 Judul Film, Pak Bhabin Bripka Herman Tak Berniat Tinggalkan Profesi Polisi
• Jateng Terima Bantuan 1 Unit Mobil PCR, Dinkes: untuk Masifkan Pemeriksaan di Daerah
• Begini Syarat Penerapan New Normal Menurut WHO dan Bappenas, Daerah Mana Sudah Siap?
Sementara, dituturkan, soal menyampaikan aspirasi dan meminta pertanggungjawaban serta penjelasan terkait kebijakan desa, itu ada aturannya.
"Mengenai persoalan desa, itu pakai aturan. Aspirasi yang disampaikan masyarakat ditampung oleh Badan Pemusyawaratan Desa (BPD)."
"Selanjutnya BPD memanggil pemerintah desa, setelah ada jawaban baru disampaikan ke masyarakat," jelasnya saat ditemui TribunBanyumas.com, Rabu (1/7/2020).
Sementara, terkait kedatangan warga ke balai desa, menurutnya, telah dipantau oleh kepolisian setempat, dalam hal ini Polsek Kalimanah.
Menurutnya, hasil pemantauan terdapat seseorang yang memprovokasi warga Desa Rabak datang ke balai desa untuk melakukan demo.
"Sesuai arahan Camat semalam, saya diminta tidak menemui. Karena ada pantauan (bahwa ada provokator) itu," tuturnya.
Menurutnya, terkait beberapa tudingan dari masyarakat soal dugaan penyelewengan dana, itu hanya persoalan miskomunikasi.
Tudingan itu diantaranya dana bantuan Covid-19 yang tak kunjung dibagikan. Dia menyebut dana tersebut dibagikan secara bertahap.
"Uang dibagikan secara bertahal tidak langsung bruk sesuai yang dianggarkan. Itu contoh miskomunikasi," tutur dia.
Terkait tudingan penyelewengan bantuan bibit padi, Tusyanto menerangkan pengurus Gapoktan yang ada di desanya masih baru dan bingung membaginya.
Hal ini dikarenakan bantuan bibit padi tidak mencukupi jumlah area sawah yang ada di desanya.
"Bantuannya cuma 4 kuintal sementara area persawahan 146 hektar are. Kalau dibagi seluruhnya masing hanya dapat 4 ons," jelasnya.
• Seloroh Jenderal Idham Aziz: Saya Agak-agak Goblok, Biarpun Saya Goblok Saja Jadi Kapolri . . .
Menurut dia, bantuan itu sebelumnya tidak ada pendataan terlebih dahulu. Bantuan tersebut langsung diserahkan ke Gapoktan.
"Gapoktan bingung akhirnya yang butuh tinggal ambil. Sekarang masih ada sisa 2 kuintal dan saya amankan di balai desa. Bukan dijual," tuturnya.
Selain itu dirinya juga menerangkan terkait pembanyaran yang masih kurang Rp185 juta di toko material saat pembangunan jalan usaha tani tahun 2019. Permasalahan hutang telah diselesaikan.
"Sisa Hutang yang belum terbayar sebesar Rp 68 juta untuk pengurugan."
"Sekarang baru dianggarkan. Kalau sisanya Rp117 juta untuk rabat beton sudah dibayarkan dengan cara menggunakan dana Pendapatan Asli Daerah (PAD). Terus Dana Desa turun baru ditutupkan, " jelasnya.
Kebijakan tersebut diambil karena jalan usaha tani telah dirabat beton. Namun di sekitar jalan itu belum dilakukan pengurugan.
"Petani yang lewat situ (jalan usaha tani) tetap kesulitan," kata dia.
Prihal bantuan untuk RT sebesar Rp1 juta yang belum dibagikan, ia menyebut RT setempat telah sepakat menyumbangkan Rp500 ribu untuk mengadakan kegiatan wayangan.
Namun untuk sisanya diakuinya memang belum dibagikan ke RT.
"Sisanya Rp500 ribu belum dibayarkan. Tapi Insya Allah akan kami selesaikan," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Rabak, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga geruduk kantor balai desa setempat, Selasa (30/6/2020) malam.
Mereka meminta kejelasaan kepada pemerintah desa terkait dugaan penyelewengan dana.
Saat warga menggeruduk balai desa, Kepala Desa (Kades) setempat tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Sementara balai desa telah dipadati masyarakat yang ingin tahu terkait penjelasan Kades.
Namun tidak ada satu pun perwakilan masyarakat yang hadir mau berbicara saat ditanya awak media terkait permasalahannya sebelum bertemu Kades. (*)
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Asyik Selfie Rizki Tiba-tiba Hilang, Tak Sadar Digulung Ombak Besar di Pantai Jetis Nusawungu
• Umpankan Dua Gadis Bau Kencur Cari Kenalan di Medsos, Modus Pemerasan Geng Remaja di Wonosobo
• Wawan Ajak Korban Isi BBM di SPBU Kendal, Tipu Bisa Gandakan 2 Kali Lipat, Padahal Uang Palsu