"PD Pasar bersama Gugus Tugas (Covid-19) sudah sosialisasi dari dua hari kemarin dan sudah disampaikan ke pedagang, tapi realita di lapangan ada yang tidak mau di-rapid test. Alasan mereka tidak mau rapid test tapi tujuan mereka supaya jalur kendaraan dibuka."
TRIBUNBANYUMAS.COM - Aksi ramai-ramai menolak pelaksanaan rapid test massal kembali terjadi di Tanah Air. Sebelumnyam aksi serupa terjadi di Bengkalis, Riau dan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kali ini, aksi penolakan rapid test massal terjadi di Pasar Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (22/6/2020) sekitar 10.00 Wita.
Bahkan, para pedagang yang menolak digelarnya rapid test massal merusak posko kesehatan tenaga medis di pasar tersebut.
Direktur Utama PD Pasar Manado Stenly Suwuh membenarkan adanya insiden tersebut.
"PD Pasar bersama Gugus Tugas (Covid-19) sudah sosialisasi dari dua hari kemarin dan sudah disampaikan ke pedagang, tapi realita di lapangan ada yang tidak mau di-rapid test," kata Stenly saat diwawancarai Kompas TV.
• Widodo, Pelaku Penyerangan Wakapolres Karanganyar Terlibat Bom Thamrin dan Kelompok Ciamis
• Gowes Pakai Masker, 2 Orang Warga Semarang Meninggal Dunia, Begini Kata Wali Kota Hendi
• Viral Pria Berpayung Biru Terobos Masuk Markas Brimob Sultra, Sambil Bertakbir: Tembak Saya!
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
Menurut Stenly, kericuhan terjadi karena ada sebagian pedagang takut menjalani rapid test.
Selain itu, dia menduga ada oknum tertentu yang memprovokasi para pedagang.
"Alasan mereka tidak mau rapid test tapi tujuan mereka supaya jalur kendaraan dibuka," kata Stenly.
Sebagai informasi, Pasar Pinasungkulan merupakan salah satu lokasi penyebaran virus corona.
Sejak Selasa (16/6/2020) sudah ada blokade di jalan menuju pasar tersebut.
Sedangkan Sahril Husain, pedagang di Pasar Pinasungkulan, mengatakan penolakan adanya rapid test massal dilakukan karena ada anggapan pemeriksaan dengan metode itu sudah tidak sesuai dengan standar kesehatan.
"Kadang orang yang sakit bawaan dibilang reaktif," katanya.
Para pedagang memilih ngacir
Terpisah, di Bengkalis, Provinsi Riau, para pedagang memilih kabur ketika rapid test massal digelar.