TRIBUNBANYUMAS.COM, TASIKMALAYA - Geram saat aksi penjemputannya direkam tetangga dengan ponsel, seorang pasien positif Covid-19 kejar dan peluk tetangganya.
"Ieu naon (apa sih)? Di mana sih? Saya peluk semua, ODP kamu, ODP," kata AR (40) warga Kelurahan Empangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tak pelak aksinya sempat menjadi keributan kecil di lingkungan rumahnya.
• Pemerintah Abaikan Rekomendasi KPK Soal Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Pahala: Bisa Hemat Rp12,2 T
• Barter Arthur Melo dengan Miralem Pjanic, Rivaldo: Juventus Untung, Barcelona Rugi Besar
• Santri Temboro Positif Corona Orangtua Tuduh Bupati Zalim, Kaji Mbing: Klaster Ini Susah Dievakuasi
• Tim Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Tasikmalaya, Ini yang Ditemukan
Saat petugas datang, AR mengamuk.
Dia tidak terima dijemput oleh petugas medis.
AR sempat membuat keributan dengan berlari mengejar warga yang sedang memegang ponsel yang merekam proses penjemputannya.
Pria 40 tahun tersebut kemudian memeluk warga tersebut agar tertular dan menjadi orang dalam pemantauan (ODP).
Aksi AR disaksikan tim gabungan TNI dan Polri yang mengawal penjemputan pasien.
Petugas kemudian membujuk AR dan keluarganya agar mau dibawa ke rumah sakit dan melakukan isolasi mandiri di ruang karantina.
Namun ia kemudian berhasil dijemput oleh petugas menggunakan APD lengkap di rumahnya pada Jumat (15/5/2020).
Sementara itu, salah satu perempuan keluarga AR terlihat berteriak dan mempertanyakan mengada ada banyak orang yang datang menjemput.
"Kenapa ini bawa segini banyak," teriak seorang wanita yang mengenakan kaus biru muda di rumah AR.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf membenarkan informasi tentang warga yang mengamuk saat dijemput tim medis.
Yusuf menjelaskan, penjemputan terpaksa dilakukan karena pasien tersebut menolak menjalani isolasi.
Penjemputan paksa dilakukan untuk melindungi warga lainnya di sekitar tempat tinggal pasien.