Berita Banyumas

Bank Sampah Inyong Jadi Solusi Sampah Lingkungan dan Sumber Tabungan Emas Warga Kutasari Banyumas

Bank Sampah Inyong yang dikelola warga Kutasari Banyumas tak lagi menjadi solusi persoalan sampah lingkungan tapi memberi tambahan penghasilan.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
BANK SAMPAH INYONG - Nurhayatni (58), pendiri Bank Sampah Inyong menimbang kardus bekas yang disetor warga di rumahnya di Desa Kutasari, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (26/8/2025). Nurhayatni adalah perintis Bank Sampah di Banyumas yang sekaligus berinisiatif "Mengemaskan Sampah" menukar sampah menjadi tabungan emas di Pegadaian. 

Bank Sampah Inyong juga menjadi tempat edukasi.

Baca juga: Mulai 2026, Setiap Desa di Kudus Digelontor Dana Rp100 Juta Per Tahun untuk Penanganan Sampah

TK Santa Maria Purwokerto rutin menggelar outing class di tempat ini.

Anak-anak datang ke bank sampah untuk menukar buku bekas dengan jajanan.

Kemudian, bungkus jajanannya dikembalikan untuk diproses ulang. 

Sementara, ibu-ibu rumah tangga datang untuk menukar sampah dengan beras atau minyak. 

"Saya tahu betul, bagi sebagian warga, sekarung beras bisa datang dari setumpuk botol bekas," ujar perempuan yang pernah jadi pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta. 

Kemudian, inovasi lain lahir pada 2019. 

Bekerja sama dengan Pegadaian, Nurhayatni mengubah nilai sampah menjadi tabungan emas

Bank Sampah Inyong bergabung dengan program The Gade Clean and Gold dari PT Pegadaian

Sampah yang disetor dihitung nilainya, lalu dikonversi menjadi saldo emas yang dicatat di buku tabungan emas.

Nurhayatni menyebut program ini sebagai "Mengemaskan Sampah". 

"Emas ini jadi investasi jangka panjang, dan nilainya bisa naik terus, dikumpulkan dulu sampahnya nanti ditukar dengan saldo tabungan emas," jelasnya. 

Dari program ini, Nurhayatni bercita-cita jadi agen Pegadaian agar jangkauan tabungan emas dari sampah semakin luas.

Penggerak Lingkungan

Berkat konsistensinya, Nurhayatni kini menjadi penggerak lingkungan di Banyumas.

Ia kerap diundang mewakili daerah dalam berbagai kegiatan, menjadi rujukan studi banding, bahkan meraih juara dua tingkat Jawa Tengah dalam rangka Hari Habitat.

Selama lebih dari satu dekade Nurhayatni terus bergerak, tak hanya memberi instruksi, tapi terjun langsung memilah, dan menimbang sampah-sampah warga. 

Bahkan, ia kerap mengendarai motor roda tiga untuk mengangkut sampah yang warga.

Tak jarang pula, dibantu suami, dia mengangkut sampah dari kampus yang cukup jauh. 

Baca juga: Senangnya Karmini Tukar Sampah dengan Sembako di Semarang Barat

Semuanya dilakukan dengan satu semangat agar lingkungan bersih dan warganya mandiri.

"Saya ikut alur saja. Yang penting, lingkungan bersih dan ekonomi masyarakat terbantu," katanya.

Meski belum semua warga bergabung, Nurhayatni tak mempermasalahkan. 

"Kalau mereka sudah memilah sampah dan menjual sendiri, itu sudah langkah maju," ucap perempuan yang pernah berkarier di pabrik bolpoin di Jakarta itu.

Mitra TJSL Pegadaian

Sementara itu, Kepala Cabang Pegadaian Purwokerto Budi Purnomo mengatakan, Bank Sampah Inyong adalah mitra penting dalam program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL). 

"Programnya jelas, memilah sampah plastik bernilai jual, ditimbang, dinilai, lalu dikonversi ke tabungan emas."

"Kami dukung penuh," kata Budi.

Pihak Pegadaian juga telah memberikan bantuan berupa timbangan, kantong sampah, baju kerja, hingga BPJS ketenagakerjaan dan beasiswa. 

Hal ini sebagai bentuk dukungan Pegadaian dalam membantu mengatasi masalah sampah di setiap daerah khususnya di Banyumas.

"Kita berusaha berpartisipasi dengan program ini dan bisa menangani sedikit masalah sampah di Banyumas terkhusus di wilayah kerja kantor Pegadaian Purwokerto," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved