Berita Jateng

Senangnya Karmini Tukar Sampah dengan Sembako di Semarang Barat

Di tempat ini, sampah bukan barang yang disingkirkan. Justru sebaliknya yakni jadi alat tukar untuk kebutuhan pokok. 

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: khoirul muzaki
Rezanda Akbar
TUKAR SAMPAH - Para warga masyarakat umum yang tidak hanya dari Semarang Barat datang melakukan penukaran sampah plastik menjadi sembako di Ayodyapala Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat, Jumat (4/7/2025) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dua kresek besar digenggam erat oleh Karmini, di dalamnya ada botol-botol plastik bekas minuman mineral, kemasan mie instan, dan potongan kardus kecil.

Seorang ibu rumah tangga itu melangkah pelan menuju lokasi Jumat Berkah di wilayah Ayodyapala Kelurahan Krobokan, Semarang Barat, Karmini tinggal tak jauh dari lokasi tersebut.


Sekitar pukul 07.00 WIB puluhan warga sudah berkumpul di lokasi itu dengan menenteng kresek berisikan botol-botol plastik dan kardus ataupun kemasan makanan.


"Saya datang pagi tadi pukul 06.30 WIB, saya takut kehabisan kupon, pembagiannya kan jam 07.30 WIB, saya datang awal biar dapat kupon," ujarnya sambil tersenyum, Jumat (4/7/2025).


Usai Jumat Berkah dibuka, warga yang menggenggam sampah plastik mulai menyetorkan kepada panitia beberapa orang terlihat mengecek bawaannya sambil menunggu urutan dari kupon yang sudah dibagikan.


Karmini yang mendapat urutan ke 21 itu, menyetorkan sampah anorganik yang dia bawa ke panitia dan memilih beberapa sembako yang tersedia.


"Ini tadi saya dapat sop-sopan, ikan pindang, beras, sama kerupuk. Lumayan buat di rumah, saya jaga cucu, jadi bantuan begini sangat membantu."


Di tempat ini, sampah bukan barang yang disingkirkan. Justru sebaliknya yakni jadi alat tukar untuk kebutuhan pokok. 


Setiap Jumat, puluhan hingga ratusan warga membawa sampah anorganik untuk ditukar sembako. 


Barang-barang seperti botol plastik, kardus, atau plastik kemasan dijadikan "mata uang". Tak ada ketentuan berat. Siapa pun yang membawa, pasti diterima.


"Pokoknya bawa aja. Sedikit pun enggak masalah, yang penting niat. Itu sudah bentuk sedekah juga," ujar Mukayah, salah satu panitia kegiatan yang sejak awal ikut menggagas program ini.


Bermula dari Pandemi, Berlanjut Jadi Gerakan


Kegiatan Jumat Berkah ini bermula dari masa sulit: pandemi COVID-19. Banyak warga kehilangan pekerjaan, pemasukan terhenti, dan dapur-dapur rumah nyaris tak berasap.


Kala itu, ada seorang warga yang kini telah wafat muncul dengan ide sederhana namun berarti. 


Ia mengusulkan kepada ketua RT agar setiap Jumat warga yang mampu menyumbang sembako, dan warga lain yang membutuhkan bisa mengambil. Tapi bukan bentuk makanan matang. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved