Berita Jateng
Senangnya Karmini Tukar Sampah dengan Sembako di Semarang Barat
Di tempat ini, sampah bukan barang yang disingkirkan. Justru sebaliknya yakni jadi alat tukar untuk kebutuhan pokok.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: khoirul muzaki
"Kalau mentah bisa untuk sekeluarga," kata Mukayah mengenang.
Mulai dari kegiatan Jogotonggo semasa Covid-19, namun lambat laun, terbentuk kepanitian Jumat Berkah dan mereka mulai mendapatkan donasi dari berbagai pihak.
Dari kelurahan, dari para pengusaha lokal, hingga produsen tempe yang menyumbang hasil dagangannya.
Dengan pendekatan gotong royong, kegiatan ini terus bergulir tanpa henti. Dari dapur warga, untuk dapur warga lainnya.
Dari sampah yang dikumpulkan di rumah, menjadi harapan dan penguat solidaritas warga.
Sebuah kebiasaan baru yang lahir dari kepekaan sosial dan terus tumbuh menjadi gerakan kolektif warga.
Semangat itu terus bertahan hingga kini. September nanti, genap lima tahun kegiatan ini berjalan tanpa putus.
Kemudian kegiatan ini berubah menjadi menggunakan sampah sebagai alat tukar sembako pada akhir-akhir ini, untuk menyadarkan masyarakat pentingnya memilah sampah.
"Warga malah senang. Enggak ada yang protes. Justru banyak yang inisiatif kumpulin botol, plastik bekas. Karena mereka tahu ini bukan sekadar buang sampah, tapi juga bantu sesama," kata Mukayah.
Baca juga: Kucing-kucingan Pengelola Karaoke di Jalan Pantai Sigandu Batang dengan Petugas Satpol PP
Bukan Hanya Bantuan, Tapi Juga Edukasi
Camat Semarang Barat, Elly Asmara, menyebut program ini sebagai bagian dari edukasi publik untuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Apalagi Kota Semarang kini sedang serius mendorong pengurangan sampah dari rumah tangga.
"Jumat Berkah ini jadi momentum. Warga bukan cuma menerima sembako, tapi juga belajar memilah dan mengelola sampah. Apa pun yang punya nilai ekonomis botol, plastik, kardus bisa dibawa," terang Elly.
Saat ini, seluruh 16 kelurahan di Kecamatan Semarang Barat sudah menjalankan program serupa.
Intensitasnya berbeda: ada yang seminggu sekali seperti di Krobokan dan Kalibanteng Kulon, ada pula yang dua minggu sekali atau sebulan sekali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.