Liputan Khusus MBG di Banyumas
Kasus Roti Jamuran di SMAN 2 Purwokerto, hingga Kotak Makan Bau Sabun Jadi Catatan Buruk Program MBG
Menanggapi temuan itu, pihak sekolah langsung melaporkannya ke SPPG dan Dinas Kesehatan Banyumas.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rustam Aji
Untuk itu, pihak sekolah mulai menerapkan SOP quality control dengan membuka sampel makanan, mencium aroma, dan mencicipi sebelum dibagikan ke siswa.
"Ini semua proses learning by doing," katanya.
Perlu Diperbaiki
MBG dinilai membantu tapi perlu perbaikan.
Meski berbagai catatan buruk muncul, pihak sekolah tetap menilai MBG memberikan manfaat, terutama bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
"Ada beberapa anak yang dari latar belakang ekonomi kurang mampu. Dengan adanya MBG itu jelas sangat membantu," ujar Irsyam.
Di SMAN 2 Purwokerto, sebelum program MBG diterapkan, sekolah sudah memiliki program makan bergizi setiap Jumat bernama Jurasik (Jumat Bergizi Asik).
Baca juga: Mantap! Timnas Sepakbola Putri Indonesia U16 Menang Telak 6-0 atas Timor Leste
Dengan program MBG, para siswa kini menerima paket makanan terdiri atas makanan kering, buah, dan susu.
Meski demikian, sekolah berharap adanya evaluasi dari pihak SPPG secara berkala, termasuk keterlibatan ahli gizi dan akademisi untuk menilai dampak MBG terhadap prestasi dan konsentrasi belajar siswa.
Irsyam mengakui, dari pantauan sekolah, MBG memberi dampak positif terhadap kehadiran dan energi anak, meskipun sebagian tetap jajan di kantin karena merasa porsi tidak cukup.
Adapun total penerima MBG di sekolah ini kini mencapai 1.181 siswa.
Tribunbanyumas mencoba menghubungi seorang Kepala SPPG Brobahan, Luky Ayu Parwatiningsih untuk konfirmasi dan meminta tanggapan dan perkembangan atas segala keluhan MBG di Banyumas akan tetapi tidak mendapat tanggapan dan respon. (jti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.