Berita Pati

Sebut Ada Sengkuni, Massa Aksi Klarifikasi Isu Pembatalan Demo: Yyk Gundul Bukan Bagian dari Aliansi

Yayak Gundul yang memiliki nama asli Cahya Basuki ini merupakan koordinator kelompok Gerakan Pati Bersatu (Gerpab)

Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Rustam Aji
TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal 
DEMO TETAP JALAN - Dua "pentolan" Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein (kemeja merah) dan Teguh Istiyanto (kaus putih), berfoto di depan spanduk berisi kata-kata yang membantah keterlibatan mereka dengan Cahya Basuki alias Yayak Gundul, Sabtu (9/8/2025). Sebelumnya Yayak menyatakan membatalkan aksi unjuk rasa 13 Agustus 2025 setelah bertemu dengan Bupati Sudewo dan mendapat penjelasan tentang pembatalan kebijakan kenaikan tarif PBB-P2. 

“Air mineral sudah tidak kami hitung secara pasti, tapi perkiraan kurang lebih sekitar 8 ribu dus. Sudah menumpuk sampai alun-alun dan depan Gedung DPRD ,” ucap dia.

Donasi yang datang bukan hanya air mineral, ada pula aneka makanan ringan, roti, tomat, telur, hingga nasi tumpeng.

Selain donasi yang terus berdatangan, bentuk antusiasme dukungan warga juga terlihat dari semakin banyaknya kelompok-kelompok yang bergabung dalam Aliansi. 

Hari ini, setidaknya ada tiga kelompok yang bergabung mengirimkan surat pemberitahuan aksi ke Polresta Pati. Mereka ialah Pati Ngger Kulon (PNK) yang menyatakan bakal membawa 5 ribu orang, Pergerakan Rakyat Pati Utara (Perpu) yang bakal membawa 10 ribu orang, dan Forum Capraga yang bakal membawa seribu orang.

“Kelompok-kelompok ini semuanya bagian dari Aliansi kami dan tidak ada hubungannya dengan Yayak Gundul,” tegas Teguh.

Tuding Bupati Pati

Di sisi lain, setelah mencoba berkomunikasi dengan massa aksi secara langsung di Posko Donasi, Jumat (8/8/2025) malam, Bupati Sudewo mengaku heran dengan massa yang tetap bersikap keras sekalipun dirinya sudah memenuhi semua tuntutan mereka.

Meski sempat berdialog dan menjawab pertanyaan-pertanyaan warga di posko, Sudewo berulang kali diteriaki “Lengser!”. Bahkan ada oknum yang melemparnya dengan botol air ketika dia melangkah kembali ke Pendopo Kabupaten Pati. Beruntung, lemparan tersebut meleset dan Sudewo hanya terkena sedikit cipratan air.

“Logikanya harusnya mereka mau menahan diri karena tuntutan mereka sudah saya penuhi. Baik soal PBB, yang bukan hanya saya turunkan, malah sudah saya batalkan. Maupun tuntutan agar 5 hari sekolah dikembalikan jadi 6 hari sekolah. Karena tuntutan sudah saya penuhi, logikanya kan sudah selesai. Yang mau dituntut apa lagi,” terang dia.

Sudewo menegaskan, niatnya hanyalah mengajak semua pihak sama-sama menjaga suasana damai. Karena sebagian massa masih bersikap keras sekalipun tuntutan sudah dipenuhi, Sudewo curiga ada narasi yang sengaja dibangun oleh pihak tertentu untuk membuat warga membencinya.

“Jadi saya simpulkan ini tidak murni, ada yang menunggangi, berarti ini kepentingan politik,” ucap dia. (mzk)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved