UMKM Cilacap
Berawal dari Dimintai Tolong Bikin Tali, Fatoni kini Sulam Eceng Gondog dan Gedebok Pisang Jadi Cuan
Usahanya sudah dimulai sejak tahun 2020-an saat pandemi COVID-19 melanda. Berawal dari saat dirinya dimintai untuk membuatkan tali
Ia ingin semua orang yang belajar padanya juga dapat memiliki keahlian seperti ini.
Dari remaja sampai yang sudah lanjut usia juga kerap ditawarkan oleh Fatoni. Beberapa diantaranya juga turut diikut sertakan saat memiliki banyak pesanan.
“Untuk mengisi waktu luang dan menambah penghasilan, kan lumayan,” ujarnya (26/7/25)
Meski sudah berjalan dengan stabil menjalin kerjasama, usaha kerajinan ini tetap menghadapi berbagai tantangan.
Salah satunya soal ketersediaan bahan baku yang sangat bergantung pada cuaca.
Saat musim hujan, mencari bahan alam menjadi lebih sulit karena kualitasnya menurun dan proses pengeringan akan terlambat.
Selain itu kisaran harga yang dipatok untuk hasil kerajinan ini juga beragam.
Beberapa jenis bisa dibeli dengan murah karena tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi, mulai dari Rp5.000 sampai Rp20.000, namun ada pula bahan tertentu yang bisa mencapai Rp200.000 per ikat, tergantung musim dan kelangkaannya.
“Kalau hujan terus, nyari bahannya susah, kan kita tergantung sama musim ya, jadi kalau hujan sih itu kendalanya,” ungkapnya.
Baca juga: Batik Sekarwaru Nusawungu Cilacap, Hasil Karya Tangan Ibu-Ibu Desa Klumprit yang Terus Berkembang
Meski begitu, semangat untuk terus berkarya tak surut.
Pesanan terus berdatangan dari luar daerah seperti Bali, Jakarta, Lombok, dan Yogyakarta.
Ia berharap juga, usaha ini tak hanya berkembang secara ekonomi, melainkan juga sebagai wadah pemberdayaan masyarakat desa berbasis kearifan lokal dan lingkungan.
Produk-produk yang dihasilkan pun semakin beragam dan mengikuti tren pasar.
Selain produk rumah tangga dan hiasan, ia juga mulai mengembangkan desain khusus untuk keperluan dekorasi acara atau sovenir. Terutama yang berbahan dasar alam.
Usaha Fatoni menjadi bukti bahwa dari tangan-tangan kreatif di desa, bisa lahir produk unggulan berbasis kearifan lokal yang mampu menembus pasar nasional hingga internasional.
Berbekal semangat, ketekunan, dan kepedulian terhadap lingkungan, ia tak hanya menciptakan peluang bagi dirinya, tetapi juga membuka harapan baru bagi warga sekitar untuk terus berkembang bersama.
Di tengah tantangan zaman, kerajinan dari bahan alam ini menjadi simbol ketahanan dan inovasi masyarakat desa yang patut diapresiasi. (mahasiswa magang UMP/Inaya)
Viral Pembunuhan ODGJ Kendal Ditonton 22 Ribu Kali, Warganet Peringatkan Para Intel Lebih Waspada |
![]() |
---|
Wabup Purbalingga Sentil Konflik Ormas: Apapun Ceramahnya, Kita Harus Saling Tolerir |
![]() |
---|
Batik Sekarwaru Nusawungu Cilacap, Hasil Karya Tangan Ibu-Ibu Desa Klumprit yang Terus Berkembang |
![]() |
---|
Pemkab Siapkan Rp 500 Juta, Beasiswa Kartu Sarjana untuk Anak Jepara Segera Dibuka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.