Peta Jalan Kewirausahaan Jadi Usulan Strategis HIPMI Menuju Indonesia Emas 2045
Lebih dari sekadar peringatan simbolik, Hari Kewirausahaan Nasional dijadikan ajang refleksi dan proyeksi arah masa depan kewirausahaan Indonesia.
TRIBUNBANYUMAS.COM, Jakarta - Peringatan perdana Hari Kewirausahaan Nasional yang digelar secara resmi tahun ini menjadi momentum bersejarah dalam perjalanan ekosistem kewirausahaan Indonesia, Selasa (10/6/2025).
Bertempat di Convention Hall Gedung Smesco, Jakarta Selatan, perayaan ini dirangkaikan dengan HUT ke-53 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bersama lebih dari 2.500 pelaku usaha dari seluruh penjuru tanah air.
Lebih dari sekadar peringatan simbolik, Hari Kewirausahaan Nasional dijadikan ajang refleksi dan proyeksi arah masa depan kewirausahaan Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Buchari, menyampaikan bahwa momen ini menjadi saat yang tepat untuk menyatukan pemikiran, menyusun langkah konkret, serta menawarkan kerangka strategis pembangunan ekonomi berbasis kewirausahaan kepada pemerintah.
Akbar menegaskan bahwa tantangan utama kewirausahaan Indonesia hari ini tidak hanya berkutat pada soal permodalan, tapi lebih dalam lagi menyangkut pembentukan karakter, mentalitas, serta ekosistem yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, dalam rangka menyambut visi Indonesia Emas 2045, HIPMI menyusun sebuah peta jalan kewirausahaan dan UMKM sebagai masukan strategis kepada pemerintahan Presiden Prabowo.
"Peta jalan ini menguraikan secara komprehensif potensi serta tantangan yang dihadapi pelaku UMKM dan wirausaha muda di Indonesia, serta menyodorkan arah kebijakan yang menurut HIPMI perlu menjadi perhatian pemerintah. Inti dari usulan tersebut adalah perlunya pendekatan yang menyeluruh mulai dari aspek pendidikan, pembiayaan, teknologi, hingga kolaborasi lintas sektor, ujar Akbar pada keterangannya (12/6).
Dalam pandangan HIPMI, pendidikan kewirausahaan harus diintegrasikan ke dalam kurikulum nasional sejak usia dini, bukan sebatas pelatihan tambahan atau program pilihan.
"Kalau kita ingin Indonesia jadi negara maju pada 2045, kita harus mulai dari sekolah dasar dan menegah. Kita harus mencetak generasi yang kreatif, tahan banting, dan mampu melihat peluang. Kewirausahaan itu bukan hanya soal bisnis, tapi soal pola pikir dan cara pandang,” ujar Akbar.
Baca juga: Kelas Menengah RI Hanya 17 Persen, Pemerintah Diminta Turun Tangan Beri Stimulus
Selain pendidikan, HIPMI juga mendorong penguatan akses pembiayaan yang lebih inovatif dan inklusif bagi UMKM, serta pemanfaatan teknologi untuk mendukung pertumbuhan usaha di berbagai sektor.
Dukungan terhadap infrastruktur digital, kemudahan akses pasar, serta perlindungan hukum juga menjadi bagian dari narasi peta jalan ini.
Tak kalah penting, HIPMI menekankan pentingnya membangun jejaring kolaboratif antara pelaku usaha, pemerintah, dan dunia internasional.
Diplomasi ekonomi, menurut Akbar, tidak boleh hanya menjadi domain kementerian, tetapi juga harus melibatkan pengusaha muda sebagai duta pertumbuhan dan inovasi Indonesia di mata dunia.
Di sela acara, para peserta dan pengunjung juga disuguhi pameran UMKM dari berbagai daerah, menampilkan produk-produk unggulan seperti kuliner lokal, fesyen, kerajinan tangan, hingga startup digital.
Pameran ini bukan hanya ajang promosi, tapi juga ruang konkret untuk mewujudkan ekosistem kemitraan antarpelaku usaha.
Cara Pecah KK Setelah Cerai di Banyumas, Dindukcapil Sediakan 3 Opsi Pengurusan |
![]() |
---|
Sudah Seminggu Air Tak Lancar, Warga Jalan Pahlawan Purwokerto Pasrah: Nyalanya Cuma Tengah Malam |
![]() |
---|
Perempuan Asal Kutayasa Banjarnegara Kena Begal di Jalan hingga Barang Berharga Dirampok |
![]() |
---|
Warga Banyumas Edarkan Uang Palsu di Purworejo, Modus Belanja Barang di Toko Kelontong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.