Berita Banyumas
Orasi Presiden BEM Unsoed: 'Parkir Itu Sepele, Tapi Membebani Masyarakat Sehari-hari'
M Hafiz Baehaqi pimpin aksi di depan DPRD Banyumas. Ia soroti isu parkir hingga nasib petani Slamet.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed, M Hafiz Baehaqi, menjadi salah satu orator utama dalam mimbar bebas mahasiswa.
Aksi tersebut digelar oleh puluhan mahasiswa di depan Gedung DPRD Kabupaten Banyumas.
Mimbar bebas ini berlangsung pada hari Kamis (24/7/2025) siang.
Baca juga: Dipuji! 5 Lokasi Parkir di Purwokerto Ini Punya Jukir Ramah dan Full Service. Tarif Sesuai Aturan
Dalam orasinya, Hafiz dengan lantang menyoroti berbagai isu yang dinilai membebani masyarakat.
Ia secara khusus mengangkat dua isu lokal yang kini sedang hangat di Banyumas.
Isu pertama adalah soal polemik tarif parkir di Purwokerto yang semakin mahal.
Menurutnya, isu parkir ini tidak bisa lagi dianggap sepele.
"Isu parkir ini kelihatannya sepele, tapi faktanya membebani masyarakat sehari-hari."
"Harus ada regulasi yang jelas dan berpihak kepada warga," tegas Hafiz dalam orasinya.
Ia juga menyebut bahwa pemerintah daerah tidak boleh menutup mata terhadap banyaknya titik parkir liar.
Isu lokal kedua yang menjadi sorotan dalam orasi Presiden BEM Unsoed ini adalah soal Gunung Slamet.
Mahasiswa dengan keras mempertanyakan rencana pemerintah pusat.
Rencana itu adalah mengubah status Gunung Slamet menjadi sebuah taman nasional.
Hafiz khawatir wacana ini justru akan mengusir masyarakat adat dan para petani lokal.
Padahal, mereka sudah puluhan tahun menggantungkan hidupnya di lereng gunung tersebut.
"Jangan hanya kejar target konservasi, tapi abaikan masyarakat yang sudah puluhan tahun hidup harmonis di lereng Gunung Slamet," ucap Hafiz.
Ia pun meminta agar DPRD Banyumas tidak tinggal diam.
DPRD didesak untuk menyampaikan aspirasi dan penolakan ini langsung ke pemerintah pusat.
Aksi yang dipimpin oleh Presiden BEM Unsoed ini merupakan bagian dari gerakan nasional.
Gerakan ini berlangsung serentak di berbagai daerah di Indonesia.
Tema besar yang diusung adalah "Indonesia Makin Gelap: Kembalikan Kedaulatan Rakyat".
Selain isu lokal, mahasiswa juga membawa isu-isu nasional.
Seperti revisi RUU KUHAP dan ketidakjelasan RUU Perampasan Aset.
Bagi mahasiswa, keresahan lokal seperti isu parkir adalah pintu masuk.
Tujuannya agar para wakil rakyat di DPRD Banyumas tidak apatis terhadap masalah yang lebih besar.
Aksi ini berjalan dengan damai di bawah penjagaan 420 personel gabungan.
Para mahasiswa menegaskan akan terus turun ke jalan apabila suara mereka tidak diindahkan.
Orasi dari Hafiz menjadi bukti bahwa isu yang dianggap sepele bisa menjadi simbol perlawanan yang besar.
Perlawanan terhadap kebijakan yang dirasa semakin membebani masyarakat.
Tiga SPPG di Banyumas Tutup, Hampir 10 Ribu Anak Sekolah Tak Dapat Makan Siang Gratis |
![]() |
---|
Kesan Tokoh Lintas Agama Kunjungi Ponpes Al Hidayah Purwokerto |
![]() |
---|
Daerahnya Sejuk, Dusun di Pedalaman Banyumas Ini Mayoritas Warganya Budha |
![]() |
---|
Bikin Bangga Pemkab, Sekda Banyumas Masuk 5 Besar Nasional ADLG Awards 2025 |
![]() |
---|
Pengedar Sabu Lintas Tegal-Banyumas Ditangkap, Seorang Perempuan Pasok Sabu ke Warga Baturraden |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.